Kamis 02 Apr 2020 23:28 WIB

Cendekiawan Muslim di Balik Terungkapnya Kosmetik Kecantikan

Cendekiawan Muslim berjasa kembangkan kosmetik kecantikan.

Cendekiawan Muslim berjasa kembangkan kosmetik kecantikan. Aneka perangkat kosmetik (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Cendekiawan Muslim berjasa kembangkan kosmetik kecantikan. Aneka perangkat kosmetik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Tahukah anda beragam jenis kosmetika seperti deodoran, lotion, pewarna rambut yang berkembang pesat saat ini merupakan hasil kar ya sarjana Muslim di era kekhalifahan? 

Pengembangan produk kosmetika di dunia Islam begitu gencar dilakukan seorang dokter dan ahli bedah Muslim di Andalusia, Al-Zahrawi (936 M - 1013 M) pada abad ke-10 M.

Baca Juga

Dalam ensiklopedia kesehatan yang berjudul Al-Tasreef, Albucassis, begitu Barat menjuluki Al-Zahrawi, telah mengupas secara khusus tentang kosmetika. Bagi Al-Zahra-wi, kosmetika merupakan bagian dari pengobatan. Kitab Al-Tasreef ini begitu besar pengaruhnya di Eropa.

Setelah dialihbahasakan ke dalam ba hasa Latin, kitab yang memperkenalkan kos metika itu sempat menjadi buku utama yang digunakan kebanyakan universitas di Eropa pada abad ke-12 M hingga 17 M. 

Kemungkinan besar dari kitab itulah Barat mengembangkan produk kosmetika. Tak heran, jika kini negara-negara Barat menjadi produsen kosmetika terbesar di dunia.

Dalam Al-Tasreef, Al-Zahrawi juga menyebutkan pentingnya minyak gosok dan mengupas bahan-bahan dasar untuk mem buat minyak itu se - cara detail. 

Al-Zahrawi juga mengajarkan cara-cara memperkuat gusi dan memutihkan gigi. Ia juga memperkenalkan beragam parfum dengan aroma yang bervariasi.

Al-Zahrawi menggunakan zat minyak yang disebut Adhan untuk pengobatan dan kecantikan. Sebagai seorang ilmuwan Mus lim, Al-Zahrawi menjelaskan cara pe rawatan dan kecantikan rambut, kulit, gigi, dan seluruh bagian tubuh dalam batas-batas ajaran Islam.

Pada abad ke-12 M, peradaban Islam di Spanyol juga sudah mengenal dan menggunakan produk kosmetika lainnya seperti krim tangan (hand cream, pencuci mu lut (mouth washes), serta nasal spray. Selain itu, peradaban Islam di era keemasan juga telah menemukan semacam deterjen yang bernama lenor. Bahan yang mengandung we wangian itu digunakan untuk mencuci pakaian agar bersih dan harum.

Saat Cordoba mencapai kemajuan yang be gitu pesat, umat Islam memiliki tradisi untuk membawakan bunga bagi orang yang sakit. 

Tren itu dimulai ketika Cordoba memiliki 600 masjid, 300 pemandian umum, 50 rumah sakit, dan 70 perpustakaan publik, hingga kini masih tetap berkembang di era modern ini.

Stanley Lane Poole pada 1887 dalam bu ku ‘The Moors in Spain’ mengakui kehebatan yang dicapai umat Islam di Spanyol. De ngan nada menyindir, Lane Poole menyatakan kemilau yang diperoleh Kristen Spanyol setelah Islam diusir bagaikan bulan yang cahayanya hasil meminjam dari umat Islam.

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement