REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Queens Park Rangers (QPR) Mark Warburton mengatakan, tim Liga Primer Inggris harus memotong gaji pemain sebesar 50 persen selama krisis pun pandemi virus corona. Nantinya, hal itu untuk membantu para tim medis (NHS) dan klub yang lebih kecil.
"Saya pikir kita bisa melakukan banyak hal saat ini dan membuat pernyataan positif. Niat baik itu akan bertahan dalam sepak bola selama beberapa dekade," kata Mark Warburton kepada BBC Sport, Kamis (2/4).
Pandemi covid-19 menunjukkan betapa industri olahraga, sepak bola. Dengan diberhentikannya laga klub-klub kaya Eropa mengalami krisis keuangan yang sejatinya didapat dari hak siar dan tiket stadion.
Alhasil, beberapa klub memilih nelakukan pemotongan gaji terhadap pemain, pelatih dan juga staf. Mark Warburton pun menilai pemotongan gaji pemain sebesar 50 persen dapat menghasilkan setengah miliar poundsterling untuk membantu pekerjaan para tim medis (NHS).
"Saya tidak berusaha mengecewakan para pemain atau staf Liga Primer di sini, tetapi akan lebih baik jika seperempat miliar pound diberikan kepada staf medis NHS, yang merupakan pahlawan kesehatan," sambung Warburton.
Mantan manajer Brentford, Glasgow Rangers dan Nottingham Forest itu telah melakukan pemotongan gaji sukarela, sementara para pemainnya telah berdiskusi dengan eksekutif klub tentang situasi mereka di masa depan.
Sedangkan, klub-klub besar termasuk Juventus, Barcelona dan Bayern Muenchen telah resmi memotong upah para pemain karena pandemi corona, dan Warburton berpikir tindakan tersebur juga harus diikuti oleh klub papan atas Inggris.
"Saya pikir sepak bola harus proaktif dan Liga Primer adalah kompetisi sepak bola terbaik di dunia. Kami memiliki tanggung jawab untuk keluar dan mengatakan jika itu adalah pemotongan gaji 50 persen, selama lima bulan, dan pertandingan dilanjutkan pada 1 September."