Kamis 02 Apr 2020 21:52 WIB

Hizbullah Ambil Peran Tangani Covid-19 di Lebanon

Hizbullah Lebanon terjunkan 25 ribu relawan tangani Covid-19.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Hizbullah Lebanon terjunkan 25 ribu relawan tangani Covid-19. Ilustrasi tentara Hizbullah.
Foto: Reuters
Hizbullah Lebanon terjunkan 25 ribu relawan tangani Covid-19. Ilustrasi tentara Hizbullah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Kelompok Hizbullah mengerahkan banyak petugas medis dan relawan untuk meningkatkan sistem perawatan kesehatan di Lebanon. 

Pejabat Hizbullah, Hussein Fadlallah. menyatakan bahwa mereka memiliki tim relawan lebih dari 25 ribu orang untuk memerangi virus Corona atau Covid-19. 

Baca Juga

Hizbullah juga mengerahkan seluruh sumber dayanya, mulai dari korps sukarelawan, dokter, hingga fasilitas kesehatan sebagai bentuk respons terhadap Lebanon yang dilanda krisis. 

"Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan pada Kementerian (Kesehatan), rumah sakit, dan negara. Kami memiliki tim relawan lebih dari 25 ribu," kata Fadlallah dilansir laman Ynetnews, Kamis (2/4). 

Fadlallah mengatakan, tingkat persiapan untuk menghadapi virus corona ini sama saja seperti berperang, tetapi tujuannya berbeda. 

Langkah-langkah Hizbullah di antaranya adalah membuat pusat panggilan, tiga pusat karantina dengan 170 tempat tidur dan kapasitas untuk meningkat sampai 1.000. "Dan 64 komite sosial untuk memantau kebutuhan keluarga yang terkena dampak ekonomi," kata Fadlallah. 

Partai-partai lain, seperti dari kalangan Sunni, Kristen, dan Druze, juga telah melakukan inisiatif serupa seperti membersihkan ruang publik, mendistribusikan makanan kepada yang membutuhkan dan meningkatkan kesadaran. Free Patriotic Movement, sebuah partai Kristen, telah membeli peralatan pengujian cepat dari China. 

Peralatan tersebut untuk digunakan di klinik keliling yang akan dijalankannya. Pemimpin utama Druze Libanon, Walid Jumblatt telah memberikan donasi ke rumah sakit dan Partai Sosialis Progresifnya telah mengorganisir wilayah karantina jika diperlukan. 

Gerakan Amal Syiah, yang dipimpin oleh Ketua Parlemen Nabih Berri, juga ikut ambil bagian dalam kampanye Hizbullah dan juga kampanye mereka sendiri. 

Berri memerintahkan pemerintah untuk membayar tunggakan kepada dewan kota untuk membantu mereka mengatasi wabah lokal di kotanya. 

Sementara The Future Movement, sebuah partai Sunni yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Saad al-Hariri, telah mendistribusikan paket makanan. 

Peneliti di Carnegie Middle East Center, Mohanad Hage Ali, menilai, Hizbullah dan lembaga politik lainnya melihat krisis akibat virus corona ini sebagai kesempatan untuk menyediakan layanan dan menampilkan diri sebagai pihak yang melindungi komunitas mereka. 

Lebanon, yang dilanda krisis keuangan, mencatatkan 463 kasus virus corona dan 12 kematian.

Pejabat kesehatan setempat telah memperingatkan bahwa sistem layanan kesehatan di negaranya tidak dilengkapi dengan fasilitas yang mumpuni untuk mengendalikan wabah Corona yang dapat dengan cepat menyebar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement