Jumat 03 Apr 2020 01:32 WIB

Bayi Enam Pekan Korban Meninggal Covid-19 Termuda di AS

Bayi berusia enam pekan meninggal akibat Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Bayi berusia enam pekan meninggal akibat Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Pixabay
Bayi berusia enam pekan meninggal akibat Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Seorang bayi berusia enam pekan menjadi korban meninggal dunia akibat pandemi Covid-19 termuda di Amerika Serikat (AS). Kematian akibat virus kcrona tipe baru di AS kini telah melampaui lima ribu jiwa.

John Hopkins University mencatat, sebanyak 5.116 orang meninggal dunia karena virus corona baru, Kamis (2/4). AS mencatat rekor jumlah kematian tertinggi dalam 24 jam terkahir yakni sebanyak 884 jiwa.

Baca Juga

Di antara kematian dalam sehari ini, adalah anak berusia enam pekan. Pekan lalu dia dibawa ke rumah sakit Connecticut untuk perawatan. "Pengujian mengonfirmasi tadi malam bahwa bayi yang baru lahir itu positif Covid-19. Ini benar-benar memilukan," ujar Gubernur negara Bagian, Ned Lamont.

Korban meninggal di AS kini melampaui China yang awalnya dinobatkan sebagai episentrum wabah Covid-19. Namun, dalam hal jumlah kasus, AS kini memimpin dengan jumlah kasus terbanyak yakni 215.417 kasus positif Covid-19.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya meremehkan efek dari pandemi ini. "Kita akan memiliki beberapa pekan lagi, mulai cukup banyak sekarang, tetapi terutama beberapa hari dari sekarang, itu akan menjadi mengerikan," kata Trump.

Pekan lalu, ilmuwan senior AS Anthony Fauci memprediksi bahwa wabah corona di AS bisa mencapai 100 ribu hingga 200 ribu. Kota New York berdampak paling parah dengan jumlah kasus dan kematiannya.

Jumlah korban jiwa akibat corona di seluruh negara bagian New York berlipat ganda dalam 72 jam menjadi lebih dari 1.900. Banyak mayat dimuat ke truk kamar mayat berpendingin dengan forklift di luar rumah sakit.

Lebih dari 80 ribu orang telah menjadi sukarelawan sebagai bala bantuan medis di New York. Mereka termasuk para pensiunan dan profesional kesehatan yang mengambil jeda dari pekerjaan reguler mereka. Sebuah kapal rumah sakit angkatan laut telah berlabuh di pelabuhan, sebuah pusat konvensi telah berubah menjadi rumah sakit, dan pusat tenis yang menampung AS Terbuka juga dikonversi menjadi satu.

Mereka yang datang untuk membantu telah menemukan sistem rumah sakit di dekat titik puncaknya. "Sulit ketika Anda kehilangan pasien. Sulit ketika Anda harus memberi tahu anggota keluarga 'Maaf, tapi kami melakukan semua yang kami bisa'," kata perawat Katherine Ramos dari Cape Coral, Florida, yang telah bekerja di Rumah Sakit Presbyterian New York.

"Lebih sulit lagi ketika kita benar-benar tidak punya waktu untuk berduka, waktu untuk membicarakan ini," ujarnya pilu.

sumber : Al Jazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement