Kamis 02 Apr 2020 19:35 WIB

Ekspor Masker di Bali Meningkat Hingga Ratusan Persen

Selain masker, ekspor barang logam dasar juga mengalami peningkatan.

Dokter mengenakan masker (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Dokter mengenakan masker (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan produk kain perca berupa surgical mask (masker operasi) mengalami peningkatan. Ini terlihat dari Januari ke Februari 2020 hingga 116,03 persen dan paling banyak diekspor ke China.

Adi menyebut, dibandingkan pada Januari 2020 terjadi peningkatan tertinggi hingga ratusan persen pada produk berbagai barang logam dasar hingga 192,54 persen dan dominan diekspor ke Prancis. "Begitu juga pada kain perca berupa surgical mask yang paling banyak diekspor ke China dengan peningkatan 116,03 persen," kata Adi dalam keterangan persnya, Kamis (2/4).

Dia mengatakan, ekspor ke luar negeri pada Februari 2020 juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan Januari 2020 hingga puluhan persen. Peningkatan tertinggi pada tujuan Prancis 64,90 persen dengan dominasi ekspor produk pakaian jadi, bukan rajutan.

Selain itu peningkatan ekspor juga terjadi dengan tujuan ke Australia sebanyak 62,81 persen yang didominasi ekspor produk perhiasan/permata dan ekspor ke Taiwan juga meningkat sebanyak 64,41 persen. Selama Februari 2020, nilai ekspor barang Provinsi Bali ke luar negeri tercatat sebesar 50.764.165 dolar AS lebih tinggi 8,95 persen jika dibandingkan dengan ekspor di bulan Januari 2020 yang sebesar 46.595.578 dolar AS.

Sementara itu, untuk impor pada Februari 2020 mengalami penurunan dibandingkan Januari 2020. Penurunan terjadi hingga 87,69 persen pada impor asal China dan turun 64,40 persen pada impor asal Hong Kong yang disebabkan oleh turunnya impor produk mesin dan peralatan listrik.

"Namun, impor asal negara Malaysia malah mengalami peningkatan mencapai ribuan persen yang disebabkan naiknya impor bahan bakar mineral," kata Adi.

Dia mengatakan, penurunan paling tinggi terjadi pada komoditas lonceng, arloji, dan bagiannya hingga 69,58 persen. Kemudian, impor komoditas barang-barang dari kulit turun 68,40 persen serta komoditas mesin dan peralatan listrik turun hingga 62,66 persen.

Namun, ada dua komoditas meningkat hingga ribuan persen yaitu pada komoditas bahan bakar mineral yang dominan berasal dari Malaysia dan komoditas susu, mentega, telur berupa Keju yang dominan berasal dari Denmark. Sedangkan untuk nilai impor barang Provinsi Bali dari luar negeri di bulan Februari 2020 tercatat sebesar 11.886.232 dolar AS turun mencapai 48,65 persen dibandingkan Januari 2020 yaitu sebesar 23.147.657 dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement