Kamis 02 Apr 2020 15:44 WIB

Kewajiban Menuntut Ilmu bagi Muslimah

Menuntut ilmu diwajibkan dalam Islam.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Kewajiban Menuntut Ilmu bagi Muslimah. Foto: Ilustrasi Siswa Madrasah
Foto: Republika/Wihdan
Kewajiban Menuntut Ilmu bagi Muslimah. Foto: Ilustrasi Siswa Madrasah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencari ilmu dalam agama Islam merupakan perkara wajib bagi umatnya. Ilmu menjadi bekal bagi manusia dalam menjalankan kehidupan. Mencari ilmu ini tidak terbatas pada muslim saja namun juga muslimah.

Dalam QS Al-Mujadilah ayat 11 Allah SWT berfirman, "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Baca Juga

"Kewajiban untuk menuntut ilmu ini tidak hanya bagi kaum muslim tapi juga bagi kaum muslimin. Dan banyak dalil di luar yang menyebut keutamaan untuk menuntut ilmu," ujar Ustazah Badrah Uyuni beberapa waktu lalu.

Ustazah Badrah pun mengajak untuk kembali melihat kepada sejarah. Pada Aisyah ra yang merupakan istri Nabi Muhammad SAW. Ia menyebut jika diibaratkan ilmu milik muslimah sesudah Aisyah ini dikumpulkan, ini masih tidak akan cukup jika dibandingkan dengan ilmu milik Beliau. Aisyah menguasai tiga ilmu, yaitu tentang syariat, kedokteran, dan syair.

 

"Ini Aisyah loh, istri Nabi yang merupakan ummul mukminin. Beliau saja dianjurkan oleh Nabi untuk terus belajar, nah bagaimana dengan kita umatnya?" lanjutnya.

Belajar bagi seorang muslimah bukanlah untuk dirinya sendiri. Ilmu yang dimiliki muslimah dan seorang ibu akan berguna bagi anak-anaknya kelak. Hal ini sesuai dengan pepatah Arab yang menyebut, "Seorang Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya".

Jika seorang ibu bisa mempersiapkan anaknya atau orang lain disekitarnya dalam menghadapi kehidupan dan memperdalam agama, maka ia telah mempersiapkan sebuah generasi yang hebat.

Ustazah Badrah pun mengakui jika derajat perempuan dalam Islam tidak setara dengan pria. Hal ini terbukti dalam berbagai urusan agama, salah satunya perihal akhlak yang banyak disebut dalam hadist jika akhlak wanita hanya setengah. Pun untuk urusan kesaksian, muslimah dianggap hanya setengah.

Namun hal ini bukan berarti peran perempuan dalam kehidupan tidak penting. Perempuan memiliki peran yang juga besar dalam mempersiapkan sebuah generasi.

Imam Ibnu Jauzi menyebutkan, "Sering aku menganjurkan kepada manusia agar mereka menuntut ilmu syar’i karena ilmu laksana cahaya yang menyinari. Menurutku kaum wanita lebih dianjurkan dibanding kaum laki-laki karena jauhnya mereka dari ilmu agama dan hawa nafsu begitu mengakar dalam diri mereka. Kita lihat seorang putri yang tumbuh besar tidak mengerti cara bersuci dari haid, tidak bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan tidak mengerti rukun-rukun Islam atau kewajiban istri terhadap suami. Akhirnya mereka mengambil harta suami tanpa izinnya, menipu suami dengan anggapan boleh demi keharmonisan rumah tangga serta musibah-musibah lainnya."

"Saya pernah baca buku tentang tokoh-tokoh tasawuf. Tokoh-tokoh ini, walaupun bukan 100 persen, tapi sebagian besar tumbuh karena mempunyai ibu yang memiliki bakat atau cenderung sebagai seorang sufiah. Bukan dari ayah yang sufi," ujarnya.

Cara pendidikan ibu memengaruhi karakter dan daya juang dari anaknya. Para Ibu ini ada disekitar kita. Dan jika seorang ibu tidak boleh belajar, yang ada anaknya tidak memiliki bekal agama yang baik dan karakter yang bagus.

Lebih lanjut, Ustazah Badrah menyebut perceraian juga tidak gampang terjadi jika sang istri paham dan memiliki tentang agama. Hal ini akrena ia tahu apa hak dan kewajiban seorang istri juga bagaimana ia harus bersikap sesudah menjadi istri sesuai dengan ajaran agama Islam.

Untuk muslimah, yang paling pertama dipelajari adalah tentang bagaimana ia lebih mengenal posisi ia dalam agama dan siapa tuhannya, atau tauhid. Jika sejak awal muslimah mengenal bagaimana cara hidup yang benar dengan mencari ridha Allah, maka ke depannya akan lebih gampang. Mencari ridha Allah ini pun banyak dan gampang caranya. Bisa dimulai dari membiasakan berdoa dalam setiap kegiatan dan tidak lupa menjalankan kewajiban.

"Bersyukur ini juga perlu untuk diajarkan. Mensyukuri kodratnya dan tahu bagaimana cara menempatkan diri dalam kehidupan," ujarnya. Mengajarkan agama juga perlu cara yang tepat dan guru yang tepat pula. Guru yang tepat ini adalah guru yang tidak pernah berhenti untuk belajar. Ilmu itu masih banyak dan harus terus belajar.

Ketiga, yang perlu dipelajari sebagai dasar seorang muslimah adalah tentang syariat. Syariat ini bisa dimulai dari yang sederhana, bagaimana cara shalat, thaharah, dan fiqih munakahat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement