Kamis 02 Apr 2020 14:55 WIB

PR Pemerintah Jaga Harga Jelang Ramadhan dan Kala Pandemi

Pemerintah perlu menjaga harga pangan di pasar tetap stabil hingga Lebaran.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Suasana aktivitas jual beli di Pasar Tradisional Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (2/4). Pemerintah punya tugas cukup berat untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Ramadhan dan Lebaran. Tantangan ini makin tak mudah, kala pandemi Covid-19 di Indonesia belum mereda.
Foto: Antara/Akbar Tado
Suasana aktivitas jual beli di Pasar Tradisional Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (2/4). Pemerintah punya tugas cukup berat untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Ramadhan dan Lebaran. Tantangan ini makin tak mudah, kala pandemi Covid-19 di Indonesia belum mereda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah punya tugas cukup berat untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Ramadhan dan Lebaran. Tantangan ini makin tak mudah, kala pandemi Covid-19 di Indonesia belum mereda. 

Per Kamis (2/4) ini, dikutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, sejumlah komoditas pangan terpantau mengalami kenaikan harga. Gula pasir lokal misalnya, masih terpantau tinggi di harga Rp 18.350 per kg untuk rata-rata nasional. Angka ini masih jauh di atas harga eceran tertingginya, Rp 12.500 per kg. 

Baca Juga

Sementara cabai rawit hijau mengalami kenaikan menjadi Rp 37.400 per kg dan cabai rawit merah naik menjadi Rp 51.800 per kg.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pihaknya telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait perkembangan harga di pasar dan upaya apa saja yang dilakukan untuk menjaga harga. Misalnya, pasokan beras diyakini cukup dengan masa panen Mei-Juni yang akan segera tiba. Kebutuhan jagung juga disebut tercukupi hingga Lebaran nanti.

Stok yang cukup, Airlangga menyebutkan, juga dipastikan terjadi untuk bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging ayam, telur ayam, dang minyak goreng. Sementara itu, pemerintah telah membuka keran impor untuk bawang putih selama dua bulan ke depan, melengkapi kuota untuk semester I 2020.

Khusus untuk gula, pemerintah sudah sepakat mengalihkan stok gula industri dari produsen lokal menjadi gula konsumsi masyarakat. Total, ada 250 ribu ton gula rafinasi yang akan dialihkan menjadi gula konsumsi. Beberapa produsen yang sudah mengirim pasokan ke Jawa di antaranya, dari Dumai, Riau sebanyak 20.000 ton dan Lampung 33.000 ton. Selain itu, izin impor diberikan kepada Bulog dan PT RNI sebanyak 100.000 ton gula putih.

"Gula pasir di toko dan minimarket atau supermarket harga sekitar Rp 12.500 per kg. Memang di pasaran ada yang sampai Rp 18 ribu per kg, tapi Bulog sudah operasi pasar dengan harga Rp 10.500 per kg," jelas Airlangga.

Selain itu, sejumlah komoditas lain diklaim stabil, di antaranya adalah daging sapi di Rp 117.700 per kg, cabai merah Rp 32.800 per kg, bawang merah Rp 41.250 per kg, bawang putih Rp 42.500 per kg, minyak goreng curah Rp 12.200 per kg, minyak goreng kemasan Rp 14.700 per kg, daging ayam Rp 31 ribu per kg, dan telur aya, Rp 26.100 per kg.

"Inflasi Maret (yoy) terjaga 2,96 persen. Dengan demikian arahan presiden untuk seluruh pangan perlu dijaga ketersediaan pangan, harga, dan jumlah maupun kualitas dan tentunya distribusi logistik dapat berjalan sampai dengan Ramadhan nanti," ujar Airlangga.

Pemerintah, ujar Airlangga, terus memantau perkembangan harga di pasar. Operasi pasar pun segera dilakukan apabila terjadi ada lonjakan harga, terutama di daerah yang terdampak Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement