Kamis 02 Apr 2020 14:27 WIB

15 Ribu Mahasiswa Dapat Pembekalan Relawan Covid-19

Program relawan Covid-19 ini bisa disetarakan dengan SKS.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus raharjo
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt Dirjen Dikti), Nizam
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt Dirjen Dikti), Nizam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendukung penerjunan mahasiswa dengan program studi kedokteran dan kesehatan lainnya menjadi relawan Covid-19. Menurut Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam, saat ini belajar mengajar tidak harus dilaksanakan di dalam kelas atau laboriatorium.

Sebanyak 15 ribu mahasiswa sudah terdaftar sebagai relawan Covid-19 di bawah Kemendikbud. Nizam menjelaskan, program relawan ini bisa disetarakan dengan SKS. Sebab, di dalam kegiatan ini mahasiswa relawan selain memberi layanan pada masyarakat juga belajar dari pengalaman.

Baca Juga

"Soft skill, seperti kepemimpinan, komunikasi, semangat kemanusiaan, bela negara pun ikut terasah. Sehingga, kegiatan relawan ini dapat dihargai setara dengan SKS pembelajaran," kata Nizam, dalam keterangannya, Rabu (1/4).

Sekretaris Jenderal Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Naufal F. Damas mengatakan, organisasinya akan menjadi koordinator bagi 15 ribu mahasiswa relawan. ISMKI berkoordinasi dengan lebih dari 15 organisasi mahasiswa kesehatan yang bernaung dalam Aliansi Organisasi Mahasiswa Kesehatan Indonesia (AOMKI) dan lebih dari 80 BEM fakultas kedokteran.

"Di tengah simpang siurnya informasi mengenai Covid-19 dan dunia kesehatan, relawan mahasiswa turut berperan penting memberikan informasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat dengan menyusun narasi dan konten informasi yang tepat, seperti rapid test, ODP, PDP, hingga penanganan hoaks buster," kata Nauval.

Nizam melanjutkan koordinasi relawan berjalan cukup baik dan tidak terdapat kendala yang signifikan. "Sekarang ini melakukan pertemuan sangat mudah dan cepat. Sebanyak 15 ribu relawan mahasiswa berkumpul dalam webinar selama tiga hari sehingga lebih efisien," jelas Nizam.

Para relawan dilatih melalui video conferense dan juga video streaming. Pelatihan pembekalan bagi relawan mahasiswa dilakukan selama tiga hari dengan pemateri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan, dan dokter senior.

Ia berpesan kepada seluruh relawan mahasiswa untuk terus menjaga semangat membantu negara namun dengan kesadaran tinggi akan kesehatan. "Tetap semangat, jangan ragu bertanya, dan dan jaga kesehatan selama melaksanakan tugas membantu penanganan Covid-19," kata Nizam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement