Rabu 01 Apr 2020 21:56 WIB

Unair Klaim Temukan 5 Senyawa Bahan Obat untuk Covid

Hasil penelitian 5 senyawa ini akan dituangkan dalam jurnal internasional.

Warga mengantre untuk melakukan tes corona atau COVID-19 di Poli Khusus Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/3/2020). Poli Khusus Corona yang dibuka pukul 08.00-20.00 WIB tersebut khusus untuk melayani masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan terkait kemungkinan terpapar virus COVID-19.
Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Warga mengantre untuk melakukan tes corona atau COVID-19 di Poli Khusus Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/3/2020). Poli Khusus Corona yang dibuka pukul 08.00-20.00 WIB tersebut khusus untuk melayani masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan terkait kemungkinan terpapar virus COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengklaim telah menemukan lima jenis senyawa yang diyakni bisa menjadi obat bagi pasien terpapar virus corona jenis baru. Rektor Unair Mohammad Nasih menyebut lima senyawa ini bahkan memiliki daya ikat yang lebih kuat dibanding avigan dan klorokuin yang hingga saat ini masih dipercaya menjadi obat pasien yang terinfeksi virus corona.

"Saat ini kami sudah memperoleh lima senyawa yang menurut hasil riset kami Insyaallah lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan klorokuin untuk penanganan covid-19. Kami tidak bisa langsung memproses karena masih ada dua tahapan yang harus dilakukan dengan baik," ujarnya, Rabu (1/4).

Baca Juga

Nasih menjelaskan dalam waktu dekat hasil penelitian terhadap lima senyawa ini akan dituangkan dalam artikel di jurnal internasional. Para peneliti di dunia, kata dia, bisa mempercayai kredibilitas penelitian lima senyawa tersebut dan saling berdebat untuk menguji keabsahan hasil penelitian.

"Akademisi bisa berdebat dan bisa teruji. Isu-isu tentang corona bisa dilakukan dengan tajam dan ilmiah. Ini sedang diproses jurnal ilmiahya," tuturnya.

Setelah perdebatan terjadi dan ditemukan koreksi-koreksi dari lima senyawa itu, maka tahapan berikutnya adalah pengujian secara langsung terhadap virus corona. Pengujian ini akan dilakukan di "Institute of Tropical Disease" (ITD) Unair yang selama ini sudah mampu melakukan tes swab PCR.

"Virus akan dikasih senyawa itu, lalu reaksinya seperti apa, sehingga sintetis obat bisa segera dihasilkan dengan sebaik-sebaiknya," katanya.

Akan tetapi, pembuatan obat COVID-19 dari senyawa ini membutuhkan waktu cukup lama. Menurut dia, proses pembuatan obat setidaknya  butuh waktu setahun. Hal ini lantaran proses persiapan dan pengujian yang begitu panjang.

Namun, Nasih memastikan produk yang akan dihasilkan terpercaya sebagai obat COVID-19. "Kami tidak ingin mengeluarkan produk yang belum teruji secara ilmiah," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement