Rabu 01 Apr 2020 18:07 WIB

Menperin Yakin Industri Makanan Minuman tak Terdampak Corona

Industri makanan minuman diharapkan tetap berkontribusi besar terhadap ekonomi negara

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor manufaktur andalan. Sebab, selama ini memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional, baik melalui capaian nilai investasi maupun ekspor.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis, industri mamin masih akan memberikan kontribusi signfikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini. “Apalagi saat ini di tengah kondisi pandemi virus corona, kebutuhan pangan masyarakat semakin meningkat. Seiring dengan adanya kebijakan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah,” ujarnya di Jakarta, pada Rabu, (1/4).

Baca Juga

Menghadapi kondisi tersebut, ia menegaskan, kementerian terus menjaga produktivitas hingga distribusi sektor industri mamin di dalam negeri. Tujuannya agar pasokan pangan bagi masyarakat dapat terpenuhi secara baik.

“Misalnya, demand susu yang cukup naik, karena termasuk untuk meningkatkan imun. Kami pun tetap memprioritaskan pengembangan industri mamin yang tergolong sektor industri kecil dan menengah (IKM),” jelas dia.

Kemenperin, lanjutnya, mengapresiasi pelaku industri mamin di dalam negeri yang tetap semangat memacu produktivitasnya di tengah kondisi tekanan ekonomi global dan pandemi Covid-19. Ia menyatakan, kementerian siap mendengar masukan dari para pelaku industri mamin di Tanah Air demi kemajuan sektor strategis tersebut.

“Kemarin, kami telah melakukan video conference dengan sejumlah pelaku industri mamin. Termasuk  pengurus Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI),” kata Agus.

Kementerian, kata dia, juga aktif berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Hal ini demi menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri mamin.

Kemenperin mencatat, sepanjang 2019, industri mamin tumbuh sebesar 7,78 perswn atau melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,02 persen. Selain itu, industri mamin memberikan sumbangsih paling besar terhadap nilai ekspor nasional, dengan menembus angka 27,28 miliar dolar AS. Lalu industri mamin menyetor nilai investasi hingga Rp 54 triliun.

“Aktivitas industri mamin juga memberikan multiplier effect yang luas, termasuk kepada para petani dan perternak kita,” jelas Menperin. Bahkan, industri mamin menyerap paling banyak tenaga kerja di sektor manufaktur dengan jumlah 4,74 juta orang hingga Agustus 2019.

Pemerintah telah menetapkan industri mamin sebagai salah satu sektor pionir dalam upaya menerapkan teknologi industri 4.0. Hal ini sesuai arah peta jalan Making Indonesia 4.0. “Maka kami terus mendorong industri mamin bisa berinovasi agar semakin kompetitif, baik di kancah domestik maupun global,” ujar Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement