REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) meminta pemerintah meletakkan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat di atas segalanya. Termasuk pariwisata atau kebijakan yang memberikan kesempatan dalam mencari keuntungan ekonomi semata.
Koordinator Aliansi BEM SI, Remy Hastian mengatakan, kebijakan selain untuk menjaga keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat berisiko menimbulkan korban Covid-19 lebih banyak. Oleh sebab itu, pemerintah harus memperhatikan kebijakan yang dipilihnya.
BEM SI juga meminta agar pemerintah semaksimal mungkin berupaya melakukan preventif dan pengendalian infeksi Covid-19. "Melakukan manajemen keramaian publik dan aktivitas lainnya yang akan mengakibatkan angka penyebaran virus yang lebih luas di wilayah Indonesia," kata Remy, dalam keterangannya, Selasa (31/3).
BEM SI juga menegaska soal menjaga kesejahteraan tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan kasus Covid-19. Termasuk juga memastikan rapid tes diprioritaskan untuk kelompok rentan dengan gejala, orang dalam pemantauan (ODP), dan tenaga kesehatan.
Remu menambahkan, pihaknya menuntut pemerintah pusat untuk segera menerapkan karantina wilayah sesuai UU Nomor 6 Tahun 2018. "Termasuk bertanggung jawab atas kebutuhan hidup dasar manusia serta mempertimbangkan epidemiologis, besarnya ancaman, efektivitas, teknis operasional, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan," kata dia lagi.
Lebih lanjut, BEM SI mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu melawan Covid-19. Masyarakat harus bersikap tenang serta selalu melakukan prinsip hidup bersih dan sehat. "Juga tidak mudah percaya pada berita yang tersebar tanpa adanya pembenaran dan klarifikasi langsung dari pihak yang bersangkutan," kata dia lagi.