Rabu 01 Apr 2020 15:59 WIB

5 Pergeseran Tren Makanan Pascapandemi Covid-19

Aktvitas mengonsumsi satwa liar diprediksi menurun.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Makanan organik (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Makanan organik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Virus corona telah menjadi pandemi global. Berbagai hal, termasuk soal makanan mengalami pergeseran tren akibat wabah yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina, pada Desember 2019 tersebut.

Dilansir di Forbes, Selasa (30/3), ada beberapa prediksi tentang bagaimana Covid-19 akan mengubah tren makanan di berbagai negara.

1. Masakan rumah akan mengalami kebangkitan

Laporan dari Yelp’s Coronavirus Impact Report mengungkapkan, konsumen cenderung ingin meminimalisasi sentuhan antarmanusia pascapandemi. Sebuah survei dari Technomic menegaskan, 32 persen orang dewasa berencana mengurangi prosentase makan di restoran karena kekhawatiran Covid-19. Dengan begitu, tren makanan rumahan bisa meningkat dan menggeser popularitas makanan restoran.

2. Makanan sehat dan organik kian diburu

Covid-19 juga berpotensi memacu permintaan bahan makanan organik, vegetarian, dan makanan sehat lainnya. Omset perusahaan makanan organik seperti Nourish Organics di Inggris per Maret 2020, dilaporkan mengalami peningkatan penjualan sekitar 30 persen. Permintaan terhadap sayuran organik pun melonjak.

3. Keamanan pangan akan diawasi ketat

Sejauh ini tidak ada bukti bahwa Covid-19 ditularkan melalui makanan. Namun hal itu belum juga pasti keabsahannya. Menurut sebuah survei dari The Packer, konsumen telah mengubah kebiasaan belanja mereka karena takut tertular virus corona dari makanan.

Responden survei mengindikasikan, mereka membeli lebih sedikit produk segar di toko dan lebih banyak membeli makanan kaleng karena kekhawatiran seputar kehigienisan makanan. Penelitian juga menunjukkan, konsumen menginginkan makanan yang sudah dikemas sebelumnya karena khawatir ada virus yang terbawa ke rumah.

4. Tren mengonsumsi satwa liar berpotensi turun

Pasar makanan laut Wuhan, tempat virus corona diperkirakan berasal merupakan pusat populer bagi satwa liar seperti ular, landak, rusa, dan anjing rakun. Sejak awal kemunculan virus corona pada akhir 2019, sebanyak 20 ribu peternakan satwa liar di Cina telah ditutup atau dikarantina dan diterapkan larangan ketat mengonsumsi hewan liar. Ini tentunya membuat tren konsumsi dan permintaan satwa liar menurun.

5. Kabar baik untuk produk makanan lokal

Yelp’s Coronavirus Impact Report mengungkapkan, pascapandemi konsumen cenderung ingin mengetahui sumber makanan mereka. Kesadaran yang meningkat tentang keamanan makanan dan keinginan untuk mengonsumsi makanan yang lebih bergizi akan meningkatkan permintaan produk makanan lokal karena dinilai lebih terjamin keamanannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement