Rabu 01 Apr 2020 16:16 WIB

Perubahan Iklim Sebabkan Sayap Burung Bulbul Mengecil

Sayap burung bulbul mengecil akan menyulitkan ketika bermigrasi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Burung Bulbul.
Foto: pixabay.
Burung Bulbul.

REPUBLIKA.CO.ID,  MADRID -- Naiknya suhu mungkin memiliki dampak fisik yang mendalam pada salah satu 'penyanyi favorit' di dunia. Para peneliti di Spanyol menemukan bahwa selama periode 20 tahun, burung bulbul telah mengembangkan sayap yang lebih kecil.

Para ilmuwan mengatakan ini terkait dengan perubahan iklim di wilayah tersebut yang telah menyaksikan awal musim semi dan meningkatnya kekeringan. Mereka khawatir hal ini dapat memengaruhi kemampuan burung untuk bermigrasi di musim dingin.

Baca Juga

Dilansir di BBC, Rabu (1/4), burung bulbul terkenal karena kemampuannya bernyanyi. Burung bulbul memiliki repertoar yang sangat kaya karena mampu menghasilkan lebih dari 1.000 suara yang berbeda.

Meskipun umum di banyak bagian Eropa dan Asia, burung ini terutama terlihat dan terdengar di Inggris selatan. Sayangnya, angka-angka di sini telah menurun tajam selama setengah abad terakhir.

Jumlah burung bulbul turun 90 persen. Banyak faktor yang memperngaruhi termasuk rusa yang memakan tempat bersarang yang mereka sukai. Selain itu, juga karena perubahan iklim.

Burung bulbul menghabiskan musim dingin di Afrika sub-Sahara, dengan makhluk kecil berwarna coklat yang menempuh jarak yang sangat jauh selama migrasi. Ukuran sayap sangat penting untuk upaya ini.

Sekarang para peneliti mengatakan bahwa kemampuan untuk bermigrasi mungkin terhambat oleh perubahan iklim. Para ilmuwan di Spanyol telah mempelajari 20 tahun data tentang bentuk sayap pada dua populasi burung.

Mereka menemukan bahwa panjang sayap rata-rata burung bulbul relatif terhadap ukuran tubuh mereka telah menurun. Mereka percaya ini terkait dengan perubahan suhu yang terlihat di wilayah Mediterania.

"Hasil kami menunjukkan bahwa musim semi tertunda dan intensitas kekeringan musim panas lebih tinggi, yang berarti periode pembiakan optimal yang lebih pendek untuk burung-burung," kata Dr Carolina Remacha, dari Universitas Complutense Madrid, yang memimpin penelitian.

Para peneliti percaya bahwa burung seperti burung bulbul biasanya beradaptasi dengan tuntutan migrasi dengan memiliki sayap yang lebih panjang.Namun, perubahan suhu mengganggu ini dan memicu respons dari burung.

Menghadapi musim kawin yang lebih pendek, para peneliti percaya burung yang paling sukses adalah memiliki keluarga yang lebih kecil dengan sayap yang lebih kecil. Mereka berpendapat bahwa adaptasi ini kemungkinan besar akan merugikan.

"Jika perubahan ini adalah respons terhadap lingkungan baru, maka jelas yang telah dipilih, yang dengan sayap lebih pendek, adalah burung bulbul optimal untuk situasi baru," kata salah satu peneliti Prof Javier Perez-Tris juga dari Universitas Complutense.

Para peneliti mengatakan bahwa burung-burung melanjutkan dengan pola dan tujuan migrasi yang sama dan karenanya kelangsungan hidup mereka kemungkinan akan berkurang.

Sementara para ilmuwan mengatakan "mal-adaptasi" ini terlihat jelas pada burung-burung yang telah mereka pelajari di Spanyol di mana telah terjadi kekeringan di musim panas. Itu mungkin juga berdampak pada anggota spesies lain di berbagai wilayah.

"Jika iklim berubah dengan cara yang sama, dan tekanannya serupa dari respon yang Anda harapkan," kata Dr Perez-Tris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement