Rabu 01 Apr 2020 15:17 WIB

Desain APD RS UMM Diadopsi Pemprov Jatim

Beberapa pihak juga tertarik memproduksi massal APD desain RS UMM tersebut.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Baju pelindung diri coverall dari RS UMM.
Foto: Dokumen.
Baju pelindung diri coverall dari RS UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) telah mengoordinasikan upaya pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis yang menangani virus corona atau Covid-19. Yakni dengan memertemukan suplier bahan baku dengan Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM) yang memproduksi baju APD.

Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengatakan, Pemprov Jatim sangat hati-hati dalam upaya pengadaan APD untuk petugas medis ini. Karena harus sesuai standar keamanan bagi pemakainya. “Kami juga secara sangat hati-hati, karena ini keperluan medis maka tidak bisa asal ada,” ujar Emil, melalui siaran persnya, Rabu (1/4).

Pemprov Jatim, kata dia, telah meminta blueprint baju pelindung diri coverall dari RS UMM untuk diproduksi lebih banyak. Desain APD dari RS UMM yang akan diadopsi Pemprov Jatim menggunakan bahan parasut Ripstop T190 atau Poly Propylene Spun Bonded.

Pakaian tersebut bisa memberikan pakaian kedap dari cairan. "Bakorwil sekarang tengah berkoordinasi dengan UMM untuk memproduksi sesuai standar, karena setelah dijahit harus disemprot disinfektan," katanya.

Selain Pemprov Jatim, beberapa pihak juga tertarik untuk memproduksi massal APD yang didesain RS UMM tersebut. Misalnya penjajakan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Contoh dan blueprint desain APD RS UMM sudah diterima pihak Pemprov Jawa Tengah.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 RS UMM, dr Thontowi Djauhari  membenarkan, Bakorwil Malang telah mengambil blueprint desain APD coverall itu. Thontowi optimistis Pemprov Jatim bisa menggerakkan UMKM untuk memproduksinya lebih banyak dalam mencukupi kebutuhan tenaga medis.

“Saya percaya tim pemprov bisa menggerakkan UMKM untuk memproduksi,” kata Thontowi. Menurutnya, kebutuhan APD di RS UMM sudah mencukupi. Bahkan, RS UMM tengah memersiapkan diri untuk menghadapi apabila ada lonjakan pasien Covid-19 sebulan ke depan.

Thontowi menghitung kebutuhan APD untuk menangani Covid-19 paling tidak sekali menangani pasien ditaksir membutuhkan 18 coverall. Hal itu sesuai perhitungan mulai dari UGD, Poli, ruangan, dikali tiga sift.

“Maka dari itu, minimal rumah sakit itu sedia 1.000 coverall. Karena perang kita sekitar dua bulan lagi. Untuk APD biasa minimal punya 4.000. Kalau pakai yang mahal semua bisa kolabs rumah sakit,” kata dia.

Menurut Thontowi, pakaian coverall yang diproduksi RS UMM di kisaran harga Rp 200 ribu per potong. Hal itu sudah sesuai standar keamanan medis. “Kalau tidak menangani pasien Covid-19 bisa pakai APD yang biasa Rp 50 ribuan,” ujarnya.

Selain itu, UMM juga punya produk unggulan lain yang berfungsi menaikkan imun tubuh serta mencegah radikal bebas. Misalnya produk yang dibuat dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM, Prof Elfi Anis Saati, yang tengah mengembangkan minuman sehat berantioksidan berbahan baku sari bunga mawar merah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement