REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah bersikap atas April mop yang kerap diperingati dunia Barat setiap tanggal 1 April. Muhammadiyah memandang peringatan tersebut jauh dari unsur kebaikan.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengimbau umat Muslim supaya tak ikut-ikutan merayakan April mop. Tradisi melegalkan kebohongan dalam April mop, menurut Mu'ti, berimplikasi pada kemudaratan.
"April mop itu hanya tradisi yang tidak ada manfaatnya. Itu bagian dari budaya pop-global yang kadang-kadang justru menimbulkan masalah di masyarakat," kata Mu'ti pada Republika, Rabu (1/4).
Mu'ti mengingatkan umat Islam supaya berpikir dahulu sebelum bertindak ala kebarat-baratan. Tanah Air juga sedang dilanda krisis akibat pandemi corona hingga tak elok larut dalam tradisi tak bermanfaat.
"Dalam seperti sekarang di mana semua orang di Indonesia sedang dalam situasi tanggap darurat wabah Covid-19, sebaiknya semua fokus mencegah penyebaran Covid-19 dan memanfaatkan setiap waktu untuk hal yang produktif, baik secara intelektual, sosial, dan spiritual," ujar Mu'ti.
April mop atau dikenal dengan April Fools' Day yang dirayakan tiap 1 April merupakan hari ketika orang-orang boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah. Hari ini ditandai dengan tipu-menipu dan lelucon lainnya terhadap siapa saja dengan tujuan mempermalukan orang-orang yang mudah ditipu.
Terdapat sejumlah versi soal asal mula peringatan April mop. Salah satu versi menyebut April mop sebenarnya perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Karena alasan itulah mereka merayakan April mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
