Rabu 01 Apr 2020 10:16 WIB

Korban Jiwa Corona Terus Naik, AS Berpacu Bangun RS Darurat

Pemerintah AS berpacu membangun RS darurat di dekat kota besar untuk pasien corona

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas medis memeriksa warga di tempat penampungan sementara yang didirikan di lahan parkir di Las Vegas. Pemerintah AS berpacu membangun RS darurat di dekat kota besar untuk pasien corona.
Foto: David Becker/EPA
Petugas medis memeriksa warga di tempat penampungan sementara yang didirikan di lahan parkir di Las Vegas. Pemerintah AS berpacu membangun RS darurat di dekat kota besar untuk pasien corona.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Selasa berpacu membangun ratusan rumah sakit (RS) darurat dekat kota-kota besar. RS darurat ini dibangun untuk mengatasi tekanan pada sistem perawatan kesehatan yang kewalahan saat Presiden Donald Trump memperkirakan situasi dua pekan mendatang akan 'sangat menyakitkan'.

Korban meninngal akibat corona di AS, yang dihitung Reuters, menyentuh 800 pada Selasa dan menjadi angka tertinggi dalam sehari sejauh ini. Hampir separuh korban meninggal itu ada di negara bagian New York, pusat pandemi corona. Wali Kota New York Bill de Blasio minta penegakan hukum dari pemerintahan Trump.

Baca Juga

"Inilah titik di mana kami harus siap untuk pekan depan, saat kami memperkirakan peningkatan sangat tinggi dalam jumlah kasus. Apa yang saya minta jelas, pekan lalu, yakni personel medis militer dikerahkan di sini," ujar de Blasio di Pusat Tenis Nasional Billie Jean di Queens, tempat rumah sakit lapangan dibangun terburu-buru.

Pusat tenis itu digunakan untuk Kejuaraan Tenis AS Terbuka yang dijadwal akan berlangsung 24 Agustus tahun ini. De Blasio, dari Partai Demokrat, mengatakan dia telah meminta ke Gedung Putih tambahan 1.000 perawat, 300 ahli terapi pernapasan, dan 150 dokter pada Ahad.

Lebih dari 3.700 orang meninggal akibat corona di AS selama wabah, melebihi korban tewas serangan 11 September 2001. Total kasus terkonfirmasi di AS jadi 184 ribu atau naik 21 ribu dari Senin.

Ahli kesehatan Gedung Putih mengatakan antara 100 ribu hingga 200 ribu orang dapat meninggal akhirnya karena penyakit pernapasan di AS meski ada perintah di kebanyakan besar kota-kota besar menahan warga Amerika tinggal di rumah. Lebih dari 30 negara bagian memerintahkan orang tinggal di rumah untuk menahan virus. Hal ini menghambat perekonomian dan membuat jutaan orang tak menerima penghasilan.

Trump yang berbicara di Gedung Putih pada Selasa, mengatakan bahwa dua pekan mendatang akan sangat menyakitkan bagi negeri ini. "Kami ingin warga Amerika siap untuk hari-hari sulit yang membentang di depan. Kita akan melewati dua pekan yang sangat keras dan kemudian, dengan penuh harap, seperti yang diramalkan para ahli....Anda akan melihat seberkas cahaya sesungguhnya di ujung terowongan," kata Trump.

Korsa Insinyur Angkatan Bersenjata AS tengah mencari hotel, asrama, pusat pertemuan, dan ruang terbuka luas untuk mendirikan 341 rumah sakit sementara. Pernyataan ini diungkapkan Letnan Jenderal Todd Semonite kepada ABC News dalam program Good Morning America. Para insinyur itu sudah mengubah Pusat Konvensi Jacob Javits New York City menjadi sebuah rumah sakit dengan 1.000 ranjang dalam sepekan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement