Selasa 31 Mar 2020 20:30 WIB

Pembatasan Wilayah, Keramaian di Tasik Berkurang Drastis

Pembatasan hanya berlaku pada kendaraan yang masuk dari luar ke Kota Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Seorang warga melihat kondisi Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya yang sepi karena ditutup, Selasa (31/3).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Seorang warga melihat kondisi Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya yang sepi karena ditutup, Selasa (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Pembatasan wilayah yang diterapkan di Kota Tasikmalaya membuat sejumlah pusat keramaian menjadi sepi pengunjung. Berdasarkan pantauan Republika, kondisi keramaian di beberapa tempat di Kota Tasikmalaya berkurang drastis.

Di Jalan HZ Mustofa, misalnya, dilakukan penutupan jalan dari arah Masjid Agung pada Selasa (31/3) sejak pukul 11.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Kendaraan hanya bisa melintas di Jalan HZ Mustofa dengan memutar. Setelah plang penutup dibuka pun, kondisi jalan masih terpantau lengang. Padahal, biasanya di pusat pertokoan di Kota Tasikmalaya itu banyak kendaraan yang terparkir di pinggir jalan dan lalu lintas selalu ramai.

Seorang pegawai di salah satu toko di Jalan HZ Mustofa, Martin (47 tahun) mengaku, tak menerima informasi mengenai penutupan di Jalan HZ Mustofa. Pada Selasa siang, sejumlah petugas tiba-tiba menutup akses jalan. "Kalau mau ditutup mestinya ada info resmi. Ini tidak ada sama sekali," kata dia. 

Karena penutupan itu, ia harus menutup toko tempatnya bekerja. Karyawan yang sejak pagi telah masuk juga diliburkan. Menurut Martin, adanya penutupan jalan secara mendadak itu sangat merugikan tempatnya bekerja. Sebab, biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk membuka toko tak sedikit. "Ke depan harus ada informasi lah, jadi kita ada prepare ke karyawan dan konsumen," kata dia.

 

Sejak Selasa dini hari, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya memang telah memberlakukan pembatasan wilayah. Namun, dalam pembatasan wilayah tak ada informasi jika jalan-jalan protokol di dalam kota akan ditutup. Pembatasan hanya berlaku pada kendaraan yang masuk dari luar ke Kota Tasikmalaya. 

Dalam pembatasan wilayah itu, angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP), antarkota dalam provinsi (AKDP), dan angkutan perbatasan, dilarang beroperasi. Kereta api dan pesawat juga tak diperbolehkan menaik-turunkan penumpang di wilayah Kota Tasikmalaya.

Salah satu sopir angkutan perbatasan, Nur Samsi (45) menilai, kebijakan yang diambil Pemkot Tasikmalaya sangat efektif untuk menghentikan penuraran virus korona. Namun di sisi lain, perekonomian banyak yang terganggu. 

"Untuk saya, yang kerja di angkutan, merasa dirugikan. Karena anjurna saya taati, tapi tidak ada pemasukan jadinya," keluh dia.

Bagi buru harian seperti Nur, sehari tak bekerja sama artinya dengan tak mendapatkan uang. Alhasil, saat ini ia hanya mengandalkan uang tabungannya untuk kebutuhan sehari-hari.

Menurut dia, seharusmya ketika pemerintah mengambil kebijakan harus itu disesuaikan dengan solusinya. Namun, dalam kebijakan pembatasan wilayah pemerintah tak memberikan solusi. "Minimal bagi buruh harian seperti kita, ada kompensasi lah. Soalnya kita juga sulit," kata dia.

Dampak dari pembatasan wilayah bukan hanya pada berhentinya angkutan. Warung makan yang biasa buka juga tak sedikit yang berhenti beroperasi.

Republika sempat menanyakan mengenai perihal kompensasi untuk warga terdampak kepada Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman. Sebab, ia belum secara gamblang menjelaskan solusinya. Ketika ditanya rencana untuk kompensasi kepada warga terdampak, ia enggan menjawab. "Besok saja. Satu-satu," kata dia sambil berlalu.

Penutupan Jalan Hanya Sementara

Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf Budi Budiman mengatakan, penutupan Jalan HZ Mustofa merupakan salah satu upaya pembatasan wilayah, supaya tidak ada kerumunan. Sebab, menurut dia, warga tak akan mengerti jika tidak didesak. "Jangan dianggap keadaan sekarang ini biasa. Kita coba tutup supaya warga tidak berkeliaran ke toko," kata dia.

Menurut dia, langkah itu dilakukan sebab sehari sebelum pembatasan wilayah, Jalan HZ Mustofa tetap ramai. Diharapkan, dengan adanya penutupan Jalan HZ Mustofa, warga menjadi sadar untuk tetap di rumah jika tak ada keperluan mendesak. "Kalau masih terus bandel, kita akan tutup seterusnya," kata dia.

Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas), Polres Tasikmalaya Kota, AKP Ajat Sudrajat mengatakan, penutupan Jalan HZ Mustofa hanya dilakukan hingga sore hari. Setelah itu, jalan kembali dibuka normal.

Namun, ia menambahkan, penutupan Jalan HZ Mustoza akan dilakukan sekali dalam satu pekan selama pembatasan wilayah dilakukan. "Kita programkan satu minggu sekali. Waktu dan jamnya belum ditentukan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement