Rabu 01 Apr 2020 01:29 WIB

Tips Jaga Kesehatan Mental Selama Social Distancing

Selalu terkoneksi dengan orang lain membantu menjaga mental saat social distancing.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Jamaaah Masjid Al Furqan berdzikir usai pelaksanaaan shalat Jumat di Kompleks Jaka Purwa, Kecamatan  Bandung Kidul, Bandung, Jumat (20/3). Mengantisipasi penyeberan virus SARS Cov-2 penyebab COVID19 masjid ini menerapkan kaidah penjarakkan sosial (Social Distancing) pada pengaturan shafnya.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Jamaaah Masjid Al Furqan berdzikir usai pelaksanaaan shalat Jumat di Kompleks Jaka Purwa, Kecamatan Bandung Kidul, Bandung, Jumat (20/3). Mengantisipasi penyeberan virus SARS Cov-2 penyebab COVID19 masjid ini menerapkan kaidah penjarakkan sosial (Social Distancing) pada pengaturan shafnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Masyarakat diimbau melakukan social distancing untuk memutus rantai penularan Covid-19. Membatasi interaksi dalam waktu relatif lama seperti berdiam di rumah tanpa disadari berpengaruh ke kesehatan mental.

Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Diana Setiyawati mengatakan, ada berbagai reaksi yang umum terjadi saat social distancing. Mulai dari cemas, khawatir, gelisah dan frustasi kerap muncul saat hadapi situasi seperti ini.

Baca Juga

Terlebih, ketika menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian. Reaksi lain yang sering terjadi marah, bosan dan kesepian. Selain itu, kekhawatiran untuk bisa merawat keluarga baik anak ataupun orang tua dengan baik.

Ia menilai, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk hindari persoalan kesehatan mental selama social distancing di rumah. Salah satunya dengan tetap terhubung dengan orang lain seperti keluarga, teman dan saudara melalui sambungan-sambungan seperti telepon, chat, video call maupun media sosial.

Diana menuturkan, selalu terkoneksi dengan orang lain dapat membantu menjaga kondisi mental kita selama berdiam diri di rumah. "Cara lain yakni dengan terus mempertahankan pikiran dan harapan positif serta mengomunikasikan hal-hal yang mengganggu pada orang lain yang bisa dipercaya atau psikolog," kata Diana, Selasa (31/3).

Social distancing, lanjut Diana, bisa dimaknai secara positif sebagai sebuah kesempatan untuk melatih keterampilan yang ingin dikuasai dan mengembangkan hobi. Misalnya, mempelajari cara berkebun, membuat kue, desain dan lainnya.

"Manfaatkan waktu untuk beribadah dan berdoa bersama keluarga," ujar dosen dan peneliti Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM tersebut.

Menurut Diana, langkah yang tidak kalah penting lain mengedukasi diri sendiri dengan informasi yang jelas. Selain itu, menghindari paparan informasi dari sumber-sumber yang tidak terpercaya.

Sedangkan, bagi yang bekerja dari rumah bisa dimulai dengan menyusun rencana aktivitas sesuai dengan capaian kerja. Kegiatan lain yang dapat dijalankan yaitu aktivitas fisik seperti olah raga ringan yang bisa dilakukan di rumah.

Tidak ketinggalan, kata Diana, menjaga kesehatan fisik, kesehatan diri dan lingkungan. Untuk atasi kecemasan, bisa dari mengakui ketidakpastian yang muncul dalam diri dan lakukan relaksasi, ambil nafas panjang dan keluarkan.

"Tarik nafas dalam sebanyak enam kali untuk menenangkan diri. Langkah lain yang perlu dilakukan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan, selain itu berbicara dengan ahli-ahli," kata Diana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement