Selasa 31 Mar 2020 11:46 WIB

Pemerintah Antisipasi Arus Kepulangan WNI Pekerja Migran

Per harinya terdapat sekitar tiga ribu pekerja migran yang kembali dari Malaysia.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Antara/ Red: Andri Saubani
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) antri memasuki gedung Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jumat (27/3). (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Agus Alfian
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) antri memasuki gedung Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jumat (27/3). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah mengantisipasi kembalinya para WNI dari beberapa negara, baik pekerja migran di luar negeri maupun WNI ABK. Dari laporan yang diterimanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, dalam beberapa hari terakhir ini, per harinya terdapat sekitar tiga ribu pekerja migran yang kembali dari Malaysia.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai penanganan arus masuk WNI dan pembatasan perlintasan WNA di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/3).

Baca Juga

“Arus kembalinya WNI dari beberapa negara, ini terutama yang dari Malaysia, ini betul-betul perlu kita cermati karena ini menyangkut bisa ratusan ribu, bisa jutaan WNI yang akan pulang,” kata Jokowi.

 

Selain mengantisipasi kepulangan para pekerja migran dari Malaysia, Presiden juga meminta agar pemerintah mengantisipasi kepulangan para kru kapal atau WNI ABK yang bekerja di kapal. Pemerintah sendiri memperkirakan terdapat sekitar 10 ribu hingga 11 ribu ABK.

 

“Ini juga perlu disiapkan dan direncanakan tahapan-tahapan untuk menskrining mereka,” tambah dia.

Jokowi menekankan, hal utama yang harus diperhatikan dalam penanganan dan antisipasi ini, yakni mengutamakan perlindungan kesehatan para WNI yang kembali dan juga melindungi masyarakat di Tanah Air. Karena itu, protokol kesehatan dimintanya agar terus dijalankan secara ketat baik di bandara, pelabuhan, dan juga pos lintas batas.  

Bagi mereka yang tidak mengalami gejala apapun, nantinya dapat dipulangkan ke daerah masing-masing dengan status sebagai orang dalam pemantauan (ODP). Kemudian mereka juga tetap harus menjalankan isolasi secara mandiri. Sementara bagi mereka yang memiliki gejala, harus menjalankan proses isolasi di rumah sakit yang telah disiapkan.

“Kemudian yang lain yang juga berkaitan dengan program bantuan sosial yang perlu kita berikan. Sedangkan untuk memiliki gejala harus dilakukan proses isolasi di rumah sakit yang telah kita siapkan, misalnya di Pulau Galang,” kata Jokowi.

Jokowi juga menginstruksikan kebijakan yang mengatur mengenai arus mobilitas warga negara asing (WNA) yang akan masuk ke Indonesia dari luar negeri. Pengetatan kebijakan ini dinilai penting dilakukan mengingat adanya pergeseran episentrum covid-19 saat ini yang justru berada di Amerika dan juga Eropa.

“Pergeseran episentrum Covid-19 ke Amerika dan Eropa, maka kita juga harus memperkuat kebijakan yang mengatur perlintasan lalu lintas WNA ke wilayah Indonesia,” ujar Jokowi.

Presiden juga meminta agar kebijakan yang mengatur mengenai perlintasan WNA ke Indonesia ini dievaluasi secara berkala guna mengantisipasi pergerakan Covid-19 dari berbagai negara di dunia. Ia menyebut, lebih dari 202 negara dan teritori di berbagai belahan dunia saat ini telah terjangkit pandemi ini.

Bahkan episentrum wabah pun telah beralih dari Cina ke Amerika dan Eropa. Namun, di sejumlah negara yang telah mampu menekan angka kasus baru corona, saat ini juga tengah menghadapi tantangan baru lainnya, yakni gelombang baru Covid-19 yang berasal dari kasus luar negeri.

“RRT, Korsel, dan Singapura saat ini banyak menghadapi imported cases, kasus-kasus yang dibawa dari luar negeri,” ucapnya.

Berdasarkan data situasi virus corona terkini yang diunggah dalam laman covid19.go.id, hingga Senin (30/3) kemarin, Amerika Serikat (AS), Italia dan Spanyol merupakan tiga negara dengan jumlah laporan kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia. Di AS terdapat laporan kasus postif Covid 142.737, dengan jumlah kematian 2.489 jiwa. Italia 97.689 kasus positif dengan jumlah kematian 10.779 jiwa. Sedangkan Spanyol 85.195 kasus positif dengan jumlah kematian 3.304 jiwa.

Adapun di Indonesia, jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 1.414 dengan jumlah kematian 122 jiwa. Ada juga pasien yang sudah sembuh sebanyak 75 orang.

photo
Belajar Tangani Covid-19 dari Korea Selatan - (Reuters)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement