Selasa 31 Mar 2020 10:25 WIB

Negara Asia Timur Harus Mitigasi Guncangan Ekonomi Covid-19

Kawasan Asia Timur punya kemampuan mitigasi yang baik menghadapi guncangan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga memberi minum pada anak migran di New Delhi, India, Jumat (27/3). Bank Dunia menyebutkan negara di Asia-Pasifik harus segera melakukan mitigasi atas dampak ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19.
Foto: AP Photo/Manish Swarup
Seorang warga memberi minum pada anak migran di New Delhi, India, Jumat (27/3). Bank Dunia menyebutkan negara di Asia-Pasifik harus segera melakukan mitigasi atas dampak ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik harus segera berinvestasi ke sektor perawatan kesehatan dan melakukan kebijakan fiskal terukur untuk mengurangi dampak langsung dari tekanan ekonomi akibat virus corona (Covid-19). Arahan ini disampaikan Bank Dunia dalam laporannya bertajuk East Asia and Pacific in the Time of Covid-19 yang dirilis Senin (30/3).

Dalam laporan itu, Bank Dunia menyebutkan, Covid-19 yang memicu guncangan pasokan di China kini telah menyebabkan shock dalam skala global. Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa menuturkan, negara-negara di Asia Timur dan Pasifik yang sudah menghadapi ketegangan perdagangan internasional dan dampak penyebaran Covid-19 dari China, sekarang dihadapkan guncangan global.

Baca Juga

Kabar baiknya, Kwakwa mengatakan, kawasan Asia Pasifik dan Timur memiliki kekuatan besar untuk menghadapinya. Kondisi ini terlihat dari kebijakan makroekonomi dan regulasi moneter yang telah dilakukan sebagian besar negara Asia Timur dan Pasifik untuk menghadapi guncangan dalam skala normal.

Namun, kawasan ini akan menghadapi tekanan yang semakin besar. Bahkan, Bank Dunia menekankan, rasa sakit terhadap ekonomi semakin tidak dapat dihindari di semua negara.

 

Oleh karena itu, Kwakwa menekankan, negara-negara harus bertindak cepat dalam mengantisipasinya. "Serta dalam skala yang sebelumnya tidak terbayangkan," tuturnya dalam rilis yang dilansir Republika.co.id dari situs resmi Bank Dunia, Selasa (31/3).

Bank Dunia menekankan kepada kawasan Asia Timur dan Pasifik, terutama negara berkembang, untuk memprioritaskan investasi di sektor kesehatan dalam jangka panjang. Laporan Bank Dunia juga menyarankan negara-negara bisa mengintegrasikan kebijakan ekonomi makro dengan upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19.

Langkah-langkah fiskal yang ditargetkan seperti subsidi untuk pasien Covid-19 dan perawatan kesehatan disarankan Bank Dunia untuk dilakukan. Upaya ini akan membantu mencegah penyebaran virus sekaligus memastikan kebijakan lockdown ataupun pembatasan aktivitas sementara saat ini tidak berdampak kerugian jangka panjang.

Kepala Ekonom untuk Asia Timur dan Pasifik di Bank Dunia, Aaditya Matto menuturkan, kerja sama internasional juga dibutuhkan dalam menciptakan vaksin yang efektif. "Negara-negara di Asia Timur dan Pasifik maupun tempat lain harus bersama-sama memerangi penyakit ini, menjaga perdagangan tetap terbuka dan mengoordinasikan kebijakan ekonomi makro," katanya.

Dalam lingkungan yang kini berubah dengan cepat, membuat proyeksi pertumbuhan secara tepat akan sangat sulit dilakukan. Karenanya, laporan Bank Dunia ini hanya menyajikan skenario baseline dan skenario dengan kemungkinan lebih kecil.

Bank Dunia memproyeksikan, pertumbuhan di wilayah Asia Timur dan Pasifik yang sedang berkembang akan tumbuh melambat menjadi 2,1 persen pada perkiraan awal (baseline). Sedangkan, dalam skenario lebih pesimistis, Bank Dunia memprediksi ekonomi kawasan akan kontraksi sampai 0,5 persen. Nilai ini turun signifikan dari perkiraan semula, 5,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement