Selasa 31 Mar 2020 05:43 WIB

Pemprov Jatim Upayakan Jaga Kondisi Ekonomi di Tengah Corona

Pemprov Jatim berupaya menjaga 5 sektor utama penopang perekonomian

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) didampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak (kedua kanan),
Foto: ANTARA/moch asim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) didampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak (kedua kanan),

REPUBLIKA.CO.ID,

SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya menjaga kondisi 5 sektor utama penopang perekonomian wilayah setempat, di tengah mewabahnya virus corona atau Covid-19. Lima sektor ekonomi yang dimaksud adalah sektor industri, perdagangan, pertanian, akomodasi dan makanan minuman (mamin), serta infrastruktur. "Kalau kelima sektor ini bisa dimitigasi, maka kita tidak akan terlalu mengalami tekanan yang berlebih. Memang untuk sektor akomodasi dan mamin ini terpukul, tapi bagaimana agar mereka tetap hidup seperti menjual makanan delivery service," kata Wagub Jatim, Emil Elestianto Daerdak di Surabaya, Senin (30/3). Emil mencontohkan, untuk sektor industri yang kontribusinya sekitar 75 persen terhadap ekonomi Jatim, hingga kini masih terus berproduksi. Di Jatim, kata dia, ada 1.200 industri besar yang menyerap 380 ribu tenaga kerja. Namun, Pemprov Jatim diakuinya masih memetakan sejauh mana pengaruh Covid-19 terhadap sektor industri tersebut. "Industri ini sedang dipetakan, jadi kita belum bisa mengkuantifikasi berapa dampaknya dan berapa lama industri bertahan," kata Emil. Emil mengaku, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Dinas Perdagangan telah diminta mendata industri ini sesuai protokol penanganan Covid-19. Yakni menyediakan sarana sanitasi bagi para pekerja, social distancing bahkan mengganti absensi finger print dengan card guna meminimalisir penularan virus corona. "Harapannya, pabrik tetap bisa beroperasi tapi memberikan perlindungan pada pekerjanya. Kalau ini bisa dilakukan maka kita mininalisir ekonomi Jatim jangan terlalu menyusut," ujar Emil. Emil mengkui adanya kesulitan bahan baku industri yang mulai langka, ataupun harga naik tinggi, setelah mewabahnya virus corona. Namun demikian, kata Emil, Disperindag Jatim tengah melakukan upaya substitusi bahan baku agar industri tetap beroperasi. "Kami juga memastikan jalur pemasaran alternatif karena memang mal, hotel, dan wisata sangat terdampak. Kami kerja sama dengan platform online Tani Hub, agar jangan sampai hasil pertanian tidak terserap pasar ketika jalur ritel/ toko atau pasar terdampak," ujar Emil. Di sektor infrastruktur, kata Emil, tidak ada proyek yang ditunda akibat mewabahnya virus corona. Mengingat, sektor konstruksi ini memberikan multiplayer effect terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Emil pun menegaskan, Pemprov Jatim hingga kini masih belum ada rencana mengkoreksi target pertumbuhan ekonomi akibat pandemik virus corona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement