Senin 30 Mar 2020 20:49 WIB

Warga Sekitar Makam Sempat Menolak Pasien Corona Lampung

Warga mengaku tidak diinformasikan soal pemakaman pasien Corona.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Teguh Firmansyah
Tata cara pemakaman jenazah pasien corona atau Covid-19
Foto: Republika
Tata cara pemakaman jenazah pasien corona atau Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemakaman jenazah pasien 02 Covid-19 sempat tidak berjalan mulus. Ada penolakan beberapa warga  sekitar Pemakaman Batuputu, Kecamatan Telukbetung Barat, Bandar Lampung, Senin (30/3) petang. Mereka menolak karena tidak diberitahu sebelumnya.

Berdasarkan pantauan, aparat kepolisian, TNI dan Satpol PP berjaga ketika iring-iring mobil jenazah tiba di wilayah pemakaman. 

Baca Juga

Dari jarak jauh, hadir Sekdaprov Lampung Fahrizal Darminto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Edwin Rusli, camat dan lurah setempat. Pemakaman jenazah tersebut sempat tertunda karena hujan deras dan dilakukan sesuai dengan prosedur kemenkes.

Menurut warga, kedatangan jenazah tersebut sangat meresahkan warga karena wilayah perkampungan mereka dikenal sebagai daerah resapan air (berbukit).

"Memang ada yang menolak, karena warga sebelumnya tidak pernah diberitahu bakal ada penguburan di tempatnya," kata Yudi, warga sekitar Batuputu, Telukbetung Barat.

Menurut dia, ketua RT dan tokoh masyarakat setempat tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu, bahwa akan ada pemakaman jenazah di tempat tersebut yang datang dari RSUD Abdul Moeloek.

Lima mobil iring-iringan jenazah sudah tiba di lokasi pemakaman. Namun, petugas belum sempat menguburkan jenazahnya. Petugas, dan pamong setempat masih melakukan musyawarah dengan perwakilan warga dan tokoh masyarakat setempat.

Pasien 02 yang dirawat di ruang isolasi RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung kondisinya terus memburuk saat ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan, dan juga pasien positif virus Corona.

Pasien laki-laki berusia 34 tahun tersebut yang sehari-hari PNS di Kementrian PUPR dalam riwayatnya pernah melakukan kunjungan ke beberapa kota di Indonesia, terakhir di DI Yogyakarta.

Beberapa tokoh masyarakat Lampung menyarankan pemerintah membuka identitas pasien positif Covid-19 untuk mencegah dan memutus mata rantai virus Corona di lingkungan masing-masing.

"Selama ini ditutup-tutupi terus, jadi kita tidak tahu kalau ternyata kita kontak dengan orang  positif terjangkit virus Corona," kata Firmansyah, seorang warga Bandar Lampung.

Menurut dia, di Lampung yang tadinya hanya satu pasien positif, bertambah menjadi tiga, empat, dan sekarang sudah delapan positif Covid-19. Artinya, ujar dia, masa riwayatnya tidak diketahui sebelumnya karena pernah kontak dengan orang yang terinfeksi virus tersebut.

"Kalau kita tahu identitas dan lainnya, jelas dapat dicegah atau dibatasi. Selain itu, dapat berobat atau mengisolasi mandiri, agar tidak menular ke orang lain," kata akademisi di Bandar Lampung tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement