Senin 30 Mar 2020 21:05 WIB

1.500 Orang Masuk ke Agam Sepuluh Hari Terakhir

Walaupun sudah ada surat imbauan dari Gubernur seribuan orang masuk ke Kabupaten Agam

Pengendara kendaraan melintas di jalur alternatif Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (24/5/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pengendara kendaraan melintas di jalur alternatif Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (24/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,  LUBUKBASUNG SUMBAR -- Bupati Agam, Sumatera Barat Indra Catri menyatakan sekitar 1.500 orang masuk ke daerah itu selama 10 hari terakhir walaupun sudah ada surat imbauan dari Gubernur.

"Mereka itu perantau di luar Sumbar dan warga daerah lain yang bekerja ke Agam," katanya di Lubukbasung, Senin (30/3).

Kedatangan mereka itu menjadi ancaman sekaligus tantangan bagi Pemkab Agam untuk mencegah penyebaran Covid-19, mengingat mereka yang datang tidak tertutup kemungkinan sudah terpapar Covid-19 dan menularkannya di kampung mereka masing-masing. “Kami sudah mendeteksi kasus tersebut terjadi di beberapa tempat,” katanya.

Ia menambahkan Pemkab Agam sangat mendukung keputusan pembatasan pergerakan regional yang ditetapkan pemerintah provinsi. Pemkab Agam mengerahkan tim gabungan yang tang terdiri dari Dinkes Agam, BPBD, Satpol PP Damkar, TNI, Polri dan lainnya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan penumpang bus AKAP dari luar Sumbar.

Bagi yang terindikasi Covid-19, tambahnya, akan dilakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit dan Puskesmas terdekat. "Mereka diminta untuk melakukan karantina selama dua minggu di rumah,” katanya.

Bupati mengimbau warga diminta untuk tidak keluar rumah sementara waktu dan hindari kerumunan dengan orang banyak.

Bagi yang baru keluar rumah, segera mengganti pakaian dan mandi. Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran setiap hari dalam menjaga daya tahan tubuh. Apabila sakit, segera berobat ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat. Petugas kesehatan akan memantau, memeriksa, mengobati dan merujuk pasien itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement