Senin 30 Mar 2020 18:41 WIB

Dishub Bogor Cek Sarana untuk Skenario Karantina Wilayah

Dishub Kota Bogor lakukan pengecekan lapangan untuk skenario karantina wilayah.

Sejumlah kendaraan melewati jalan tol Jagorawi menuju gerbang tol Bogor, Ciheuleut, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/3/2020). Gerbang tol Bogor yang biasanya ramai kendaraan disaat akhir pekan namun saat ini terlihat lengang disebabkan banyaknya warga Jabodetabek yang enggan berpergian dan berdiam diri di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona (COVID-19)
Foto: ANTARA
Sejumlah kendaraan melewati jalan tol Jagorawi menuju gerbang tol Bogor, Ciheuleut, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/3/2020). Gerbang tol Bogor yang biasanya ramai kendaraan disaat akhir pekan namun saat ini terlihat lengang disebabkan banyaknya warga Jabodetabek yang enggan berpergian dan berdiam diri di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona (COVID-19)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Perhubungan Kota Bogor segera melakukan pengecekan lapangan untuk menghitung kebutuhan jumlah personel serta sarana dan prasarana pada skenario lokal lockdown atau karantina wilayah di pusat Kota Bogor yang menjadi rencana A Pemerintah Kota Bogor.

"Personil Dishub (Dinas Perhubungan) hari ini turun ke jalan untuk menghitung sarana dan prasarana serta mengatur sementara di lokasi yang akses jalannya akan ditutup jika dilakukan lokal lockdown," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo, melalui telepon selulernya kepada Antara, di Kota Bogor, Senin (30/3).

Menurut Eko Prabowo, personil dari Dinas Perhubungan Kota Bogor melakukan pengecekan dan pendataan sarana dan prasarana seperti water barrier dan rambu portable di lokasi perempatan atau pertigaan jalan, yang menjadi batas lokasi lokal lock down.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, penyampaikan presentasi soal dua skenario lockdown atau karantina wilayah, di pusat Kota Bogor dan di seluruh Kota Bogor, guna mengantisipasi DKI Jakarta menerapkan karantina wilayah dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19.

Dedie A Rachim, menjelaskan dua skenario lockdown itu pada rapat koordinasi antara Tim Crisis Center Covid-19 Kota Bogor dengan Bupati Bogor Ade Yasin, di Posko Tim Crisis Center Covid-19 Kota Bogor, di Kota Bogor, Ahad (29/3).

Menurut Dedie, dua skenario ini disiapkan guna mengantisipasi rencana DKI Jakarta untuk menerapkan lockdown, sehingga ketika DKI Jakarta benar-benar menerapkan, Kota Bogor sudah siap.

Dedie menegaskan, kewenangan lockdown adalah kewenangan Pemerintah Pusat dan berada di tangan Presiden. "Namun DKI Jakarta yang menjadi epicentrum penyebaran Covid-19 bisa saja dilakukan lockdown, sehingga Bogor sebagai daerah penyangga harus siap," katanya.

Menurut dia, dari dua skenario lockdown yang disiapkan Pemerintah Kota Bogor yakni rencana A, lockdown di pusat kota, akan menutup lima akses jalan di pusat Kota Bogor.

Kelima akses jalan yang ditutup semuanya menuju ke jalan sistem satu arah (SSA) di lingkaran Kebun Raya Bogor. Kelima akses jalan itu adalah, simpang Baranangsiang yakni di depan terminal Baranangsiang. Simpang Empang, yakni di perempatan dekat Alun-alun Empang.

Simpang Jembatan merah yakni di Jalan Merdeka menuju ke Jalan Kapten Muslihat. Simpang Air Mancur yakni dari Jalan Ahmad Yani menuju ke Jalan Sudirman. Kemudian, simpang Pangrango yakni dari jalan Salak menuju ke Jalan Pajajaran.

Dedie A Rachim juga menjelaskan soal rencana B yakni lockdown di seluruh Kota Bogor, akan menutup sembilan akses jalan menuju ke Kota Bogor.

"Saat ini kita melakukan simulasi dan kalkulasi, sehingga kalau DKI Jakarta menerapkan lockdown Kota Bogor sudah siap," kata Eko.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement