Senin 30 Mar 2020 15:56 WIB

Kendaraan Keluar-Masuk Madura Wajib Didisinfektan

Seluruh penumpang akan diminta turun untuk dicek suhu tubuhnya.

Rep: Mabruroh/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gugus tugas penanganan Covid-19 Jawa Timur bersama jajaran Forkopimda Jawa Timur menyemprotkan disinfektan drive thru di pintu keluar Madura atau di Jembatan Suramadu mulai Ahad (29/3) sore. Penyemprotan disinfektan drive thru ini berlaku bagi kendaraan yang hendak keluar Madura.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, langkah tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona. Bahkan, pihaknya melakukan penyemprotan secara berlapis dengan melakukan pengecekan dan penyemprotan disinfektan kendaraan ke arah Madura dari Surabaya. Langkah ini telah dilakukan sejak kamis (26/3), smentara drive thru akan dimulai pada Senin (30/3) sore ini. 

"Kini, setiap kendaraan yang keluar maupun masuk ke kawasan Madura harus disemprot disinfektasi untuk mencegah penyebaran virus corona. Langkah ini kita ambil supaya masyarakat mendapatkan pemeriksaan secara berlapis selain yang dilakukan di terminal kabupaten sebagai antisipasi pencegahan penyebaran Cvid-19,” ujar Khofifah dalam siaran pers, Senin (30/3)

Khofifah menyampaikan, saat ini di Pulau Madura sudah ada satu kasus positif Covid-19, 309 orang berstatus orang dalam pemantauan (ODP), dan dua orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Dengan upaya pemeriksaan berlapis, pencegahan penyebaran diharapkan dapat dilakukan lebih ketat. 

Khofifah menjelaskan, penyemprotan disinfektan ini berlaku tidak hanya pada mobil-mobil pribadi tetapi juga kendaraan umum seperti angkot. Bahkan, seluruh penumpang juga akan diminta turun untuk dicek suhu tubuhnya.

“Mobil yang melintas langsung disemprot secara sensorik. Jadi, tidak manual. Hal ini agar lebih efektif dan lebih cepat, baik yang dari Surabaya akan ke Madura maupun sebaliknya. Lalu, juga di pintu keluar-masuk dari luar provinsi juga kita terapkan hal yang sama,” kata Khofifah menegaskan.

Dia juga berharap masyarakat yang merantau di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun daerah terjangkit lainnya untuk menunda mudik Lebaran Idul Fitri. Hal ini perlu dilakukan demi kebaikan bersama dan keselamatan keluarga di kampung halaman dari bahaya wabah Covid-19.

“Kita imbau masyarakat yang sedang di Jakarta. Mereka yang merantau, pelaku UMKM yang terdampak Covid-19, kami minta untuk kebaikan kita bersama, tetaplah tinggal di rumah. Kalaupun ingin kembali mudik, tundalah sampai Idul Adha atau saat wabah sudah berhenti penyebarannya,” katanya.

Menurut Khofifah, tidak mudik merupakan solusi terbaik saat ini yang bisa diambil masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona. Jika pun sudah ada penduduk yang telanjur mudik ke daerah, Khofifah meminta agar setiap RT dan RW setempat mendata dan memantaunya. 

“Dan kami sudah meminta pemerintah kabupaten-kota agar juga menyiapkan ruang-ruang observasi. Saya meminta kabupaten-kota mulai bupati, camat, kepala desa, dan forkopimda untuk melakukan tracing bagi mereka yang baru pulang dari daerah terjangkit untuk diobservasi selama 14 hari. Kami harap seluruh keluarga juga memaklumi langkah ini,” katanya menegaskan.

Khofifah menambahkan, tidak ada lockdown di Madura. Yang ada hanyalah melakukan tertib physical distancing di jalan tertentu dan pada jam tertentu. "Lockdown adalah kewenangan pemerintah pusat," ujar Khofifah. 

Untuk diketahui, perkembangan penyebaran Covid-19 di Jatim telah mencapai 90 orang yang dinyatakan positif Covid-19, 336 orang dengan status PDP, dan 5.071 orang berstatus ODP. Selain itu, 13 orang dari total kasus positif dinyatakan sembuh, sedangkan tujuh orang meninggal dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement