Senin 30 Mar 2020 14:40 WIB

Lockdown di Eropa Buat Udara Lebih Bersih

Tingkat nitrogendioksida di kota-kota Eropa yang menerapkan karantina wilayah turun.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Salah satu sudut Kota Roma, Piazza Navona, tampak sepi, Rabu (18/3) akibat kebijakan lockdown. Italia mengalami krisis kesehatan akibat corona dan kekurangan tenaga medis.
Foto: AP Photo/Andrew Medichini
Salah satu sudut Kota Roma, Piazza Navona, tampak sepi, Rabu (18/3) akibat kebijakan lockdown. Italia mengalami krisis kesehatan akibat corona dan kekurangan tenaga medis.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Tingkat polusi udara di daerah perkotaan di seluruh Eropa menurun, di tengah kebijakan lockdown atau karantina wilayah untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19. Beberapa kota seperti Brussel, Paris, Madrid, Milan, dan Frankfurt menunjukkan tingkat penurunan nitrogendioksida selama 5-25 Maret.

Kebijakan lockdown yang dilakukan oleh sejumlah negara Eropa telah membuat transportasi terhenti, dan menghambat produksi di pabrik-pabrik yang mengeluarkan gas berbahaya. Sejumlah gambar yang dirilis oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan dianalisis oleh Aliansi Kesehatan Masyarakat Eropa (EPHA) menunjukkan perubahan kepadatan nitrogen dioksida. Gas itu dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kanker.

Baca Juga

Di Madrid, tingkat nitrogen dioksida rata-rata turun 56 persen setelah pemerintah Spanyol melarang perjalanan yang tidak penting pada 14 Maret. EPHA mengatakan, orang yang tinggal di kota-kota berpolusi lebih berisiko terinfeksi Covid-19. Karena paparan udara buruk yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Polusi udara dapat menyebabkan atau memperburuk kanker paru-paru, penyakit paru-paru dan stroke.

"Hal itu mungkin saja terjadi, namun masih harus dibuktikan lebih lanjut," ujar manajer kebijakan untuk udara bersih di EPHA, Zoltan Massay Kosubek.

Namun beberapa daerah di Polandia, kadar nitrogen dioksida relatif tetap tinggi meski telah menetapkan lockdown. Hal itu disebabkan oleh pemanasan yang menggunakan batu bara.

Di sisi lain, China juga mencatat penurunan polusi nitrogendioksida selama Februari. Tepatnya ketika pemerintah memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement