Ahad 29 Mar 2020 16:26 WIB

Media Jepang: Olimpiade Digelar 23 Juli 2021

IOC dan Jepang berunding penetapan tanggal pembukaan Olimpiade.

Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.
Foto: EPA
Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan panitia penyelenggara Jepang sedang dalam tahap akhir perundingan. Kedua pihak menetapkan tanggal pembukaan Olimpiade Tokyo pada Juli tahun depan.

"Kemungkinan besar akan melaksanakan upacara pembukaan pada 23 Juli 2021 dan upacara penutupan pada 8 Agustus 2021, masing-masing sehari lebih awal dari kalender rencana awal 2020, kata penyiar publik NHK mengutip sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, seperti dilaporkan Reuters yang dikutip di Jakarta, Ahad (29/3)

Baca Juga

Perdana Menteri Sinzo Abe telah mengumumkan penundaan hingga tahun depan pada Selasa (24/3) setelah berkoordinasi dengan Presiden IOC Thomas Bach. Ini merupakan penundaan pertama dalam 124 tahun sejarah perjalanan Olimpiade modern, meskipun beberapa - termasuk Olimpiade Tokyo 1940 - dibatalkan karena perang.

Penundaan ini merupakan pukulan besar bagi Jepang, yang telah menginvestasikan 12 miliar dolar AS untuk persiapan, meskipun pasar keuangan pada awalnya bersorak oleh keputusan tersebut, karena beberapa investor mengantisipasi pembatalan.

Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura mengatakan pada Minggu bahwa pemerintah, yang sekarang sedang menyusun langkah-langkah stimulus ekonomi yang Abe katakan akan menjadi yang terbesar yang pernah ada, akan mempertimbangkan bahwa penundaan Olimpiade akan mendorong kembali beberapa triliun yen (puluhan miliar dolar) dari demand ke tahun depan.

“Jika demand didorong kembali hingga tahun depan, itu berarti jumlah demand yang sama akan menguap tahun ini. Kami akan mempertimbangkan ini dalam menyusun paket stimulus," kata Nishimura pada program televisi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement