Sabtu 28 Mar 2020 23:59 WIB

Tegal Koordinasi dengan Bulog untuk Bantuan Pangan

Koordinasi Tegal dengan Bulog untuk suplai selama Lockdown

Rep: Nawir Arsyad Akbar / Red: Nashih Nashrullah
Foto aerial perempatan Alun-alun yang lengang pascakebijakan local lockdown di Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat (27/3/2020). Pemerintah Kota Tegal akan mempertimbangkan kebijakan local lockdown dan akan mengganti dengan kebijakan penutupan sejumlah akses jalan sebanyak 50 titik, akibat menuai kontroversi dari Pemerintah pusat maupun Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Foto aerial perempatan Alun-alun yang lengang pascakebijakan local lockdown di Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat (27/3/2020). Pemerintah Kota Tegal akan mempertimbangkan kebijakan local lockdown dan akan mengganti dengan kebijakan penutupan sejumlah akses jalan sebanyak 50 titik, akibat menuai kontroversi dari Pemerintah pusat maupun Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Tegal menjadi salah satu kota yang menerapkan karantina wilayah atau lockdown, selama penyebaran virus Covid-19 atau corona. Untuk itu, Pemerintah Kota Tegal telah berkoordinaasi dengan Bulog untuk mencukupi kebutuhan pangan warganya.

"Kita sudah komunikasi dengan Bulog, untuk pangan persiapan 3-4 bulan kita sudah mempersiapkan. Di Kota Tegal sendiri rata-rata ini mampu," ujar Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, dalam sebuah diskusi, Sabtu (28/3).

Baca Juga

Selama lockdown, bantuan pangan difokuskan bagi warga miskin yang berada di Tegal. Pasalnya, Dedy mendata bahwa sebagian besar warganya berada dalam kategori mampu.

"Selain itu Pemkot saya dan jajaran seluruh ASN saya berencana mereka semua menyisihkan pendapatan, membantu masyarakat tidak mampu," ujar Dedy.

Dedy sendiri telah memerintahkan untuk blokade 49 titik akses jalan protokol dalam kota dan penghubung jalan antarkampung. Nantinya, hanya akan ada beberapa pintu masuk ke daerahnya.

Hal itu dilakukan untuk membatasi pergerakan orang-orang yang akan masuk ke daerahnya. Agar penyebaran virus Covid-19 atau corona dapat terawasi.

"Ini harus dicek suhu tubuhnya dan ada beberapa titik, harus menunjukkan identitas, KTP, SIM, dan sebagainya. Agar kalau terjadi yang tidak diinginkan, kita melacak mudah," ujar Dedy.

Diketahui, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan, ada penambahan kasus positif corona di Indonesia sebanyak 153 orang. Ia mengatakan, total akumulatif pasien yang positif terinfeksi virus corona hingga Jumat (27/3), berjumlah 1046 orang.

Dia menambahkan, pasien yang meninggal sebanyak 87 orang. Sementara itu, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 46 orang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement