Sabtu 28 Mar 2020 15:30 WIB

Menjadwal Ulang Agenda Wimbledon akan Sangat Menyulitkan

Agenda tenis dunia berantakan karena corona.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Petenis Swis Roger Federer (kanan) dan Rafael Nadal berpelukan usai sebuah pertandingan semifinal Wimbledon di London beberapa waktu lalu.
Foto: Adrian Dennis/Pool Photo via AP
Petenis Swis Roger Federer (kanan) dan Rafael Nadal berpelukan usai sebuah pertandingan semifinal Wimbledon di London beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, WIMBLEDON -- Petenis Jamie Murray mengatakan, penyelenggara mungkin merasa kesulitan untuk menjadwal ulang Grand Slam Wimbledon yang ditunda karena pandemi virus corona pada tahun ini.

Sebuah keputusan mengenai turnamen tenis yang dijadwalkan akan digelar di lapangan rumput 29 Juni-12 Juli akan dibuat pekan depan. 

Tetapi panitia telah mengatakan, tidak mungkin turnamen ini digelar tanpa penonton.

Saat ini Hampir 489 ribu orang telah terinfeksi secara global oleh virus corona dan lebih dari 22 ribu korban telah meninggal.

"Saya tidak tahu berapa lama mereka bisa mencari jadwal kembali,"  ujar Murray yang dua kali juara ganda campuran Wimbledon, kepada The Nine di BBC Scotland, Sabtu (28/3).

Australian Open yang merupakan Grand Slam pertama tahun ini telah selesai sebelum wabah virus korona menyebar. Kini Corona semakin mewabah membuat olahraga global terhenti, termasuk penangguhan ATP dan WTA Tours.

Panitia dari France Open telah membuat keputusan untuk memindahkan turnamen lapangan tanah liat yang semula selalu digelar Awal Mei dimundurkan menjadi bulan September - Oktober.

"Ada banyak pemangku kepentingan lain, banyak turnamen lain yang perlu dipertimbangkan," kata Murray.

“Bahkan hal-hal seperti siang hari untuk turnamen. Setelah turnamen dikembalikan, semakin sedikit sinar matahari. Ketika Anda bermain di Wimbledon secara normal, Anda bisa bermain sampai jam 10 malam,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement