Sabtu 28 Mar 2020 14:01 WIB

Warga yang Merantau Diminta Tidak Mudik Dahulu

Sosialisasi lebih masif sudah dilakuk agar warga mengurangi aktivitas di luar rumah.

Rep: Nawir Arsyad Akbar / Red: Hiru Muhammad
ilustrasi.  Kendaraan pemudik mengantre untuk keluar gerbang tol Brebes Timur, Jateng, Rabu (21/6) malam.
Foto: Republika/Prayogi
ilustrasi. Kendaraan pemudik mengantre untuk keluar gerbang tol Brebes Timur, Jateng, Rabu (21/6) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau warganya yang merantau untuk tidak mudik terlebih dahulu ke daerahnya. Hal itu dilakukan untuk mengurangi potensi penularan virus Covid-19 atau corona.

"Kondisinya lagi sulit, bukan tidak boleh (mudik), tapi kemudian ketika ini ada wabah saya katakan tadi, ini sakit," ujar Ganjar dalam sebuah diskusi, Sabtu (28/3).

Jika ada yang sudah terlanjur mudik, ia telah menginstruksikan kepala daerah di Jawa Tengah untuk melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk, seperti terminal dan bandara. Nantinya, mereka akan diimbau untuk melakukan isolasi diri di rumah, hingga situasi berangsur baik.

"Makanya kita butuh bekerja sama, kekuatan kita adalah mempersatukan seluruh kekuatan anak bangsa ini untuk memahami," ujar Ganjar.

Pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi lebih masif, agar warga mengurangi aktivitas di luar rumah. Agar virus corona tak menyebar luas di Jawa Tengah. "Kita sudah plan A, plan B, sampai worst skenario apa yang harus kita lakukan. Kita belajar dari Italia, Amerika," ujar Ganjar.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan, ada penambahan kasus positif corona di Indonesia sebanyak 153 orang. Ia mengatakan, total akumulatif pasien yang positif terinfeksi virus corona hingga Jumat (27/3), berjumlah 1046 orang. Ia menambahkan, pasien yang meninggal sebanyak 87 orang. Sementara itu, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 46 orang.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement