Sabtu 28 Mar 2020 09:10 WIB

Dodi Fasilitasi Rapid Test Gratis 1.000 Warga dan Paramedis

Rapid test dilakukan oleh tim paramedis Dinkes Muba dan RSUD Sekayu.

 Bupati Muba Dodi Reza Alex memakaikan alat pelengkap diri pada petugas medis. Rapid test dilakukan oleh tim paramedis Dinkes Muba dan RSUD Sekayu.
Foto: Diskominfo Kabupaten Muba
Bupati Muba Dodi Reza Alex memakaikan alat pelengkap diri pada petugas medis. Rapid test dilakukan oleh tim paramedis Dinkes Muba dan RSUD Sekayu.

REPUBLIKA.CO.ID, SEKAYU -- Meski upaya sosialisasi dan edukasi serta penyemprotan disinfektan hingga ke daerah pelosok terus digencarkan di Kabupaten Musi Banyuasin, namun Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin tidak berhenti disitu saja dalam upaya pencegahan ancaman virus Covid-19 atau virus Corona. Pada Jumat (27/3) malam Ketua Kamar Dagang Industri (KADIN) Sumsel ini mendatangkan sebanyak satu ribu alat rapid test untuk mendeteksi Covid-19 kepada warga dan paramedis di Kabupaten Muba.

Dalam upaya pencegahan dan antisipasi ancaman masuknya virus Covid-19 tersebut ke wilayah Muba, Dodi menggelontorkan anggaran sebesar Rp 6,1 miliar yang juga digunakan untuk pembelian alat rapid test sebanyak seribu unit yang langsung dilakukan pada Jumat (27/3) malam kepada 5 ODP di RSUD Sekayu dan 10 tim paramedis di RSUD Sekayu.  

Dodi mengaku, meski pemerintah pusat akan memberikan alat rapid test kepada setiap daerah. Namun, dirinya akan memaksimalkan lagi kesigapan antisipasi agar virus berbahaya tersebut tidak masuk ke wilayah Muba.

"Karena sampai saat ini bantuan alat rapid test dari pemerintah pusat masih menunggu, alhasil alat rapid test yang kita siapkan secara mandiri oleh Pemkab Muba melalui Dinas Kesehatan Muba telah datang sebanyak seribu unit, upaya ini kita lakukan supaya pencegahan virus covid-19 ini tidak terpapar kepada warga Muba dan bisa kita deteksi sedini mungkin," tegasnya. 

Dikatakan Dodi, rapid test dilakukan oleh tim paramedis Dinkes Muba dan RSUD Sekayu. "Untuk sementara ini rapid test hanya diperuntukkan bagi Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) serta paramedis yang menangani  virus Covid-19 di Muba," ujarnya.  

Dijelaskan, hasil rapid test nantinya akan diteliti oleh tim paramedis di Muba. "Kita berharap hasil rapid tes nantinya dan memudahkan Tim medis Kita Menganalisa Perkembangan keadaan Pasien dan kita berharap Muba  zero virus Copid-19," tuturnya 

Dodi mengaku, langkah rapid test mandiri tersebut merupakan tindakan yang harus dilakukan dan saat ini dibutuhkan warga Muba khususnya. "Rapid test ini langkah konkrit, kita tidak hanya pemantauan saja. Secara medis rapid tes bisa memberikan kepastian kepedulian kita kepada warga Muba dan disaat seperti ini Pemerintah wajib hadir secara maksimal untuk mengurus warganya," ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Muba dr Azmi Dariusmansyah MARS menyebutkan, setelah didatangkan alat rapid tes pihaknya langsung melakukan tes kepada ODP, PDP dan paramedis di Muba.

"Jadi prioritas utama yang dilaksanakan  rapid tes yakni mereka yang masuk kategori ODP, PDP  dan paramedis yang menangani ODP dan PDP yang ada di Muba," ungkapnya.

Lanjutnya, rapid test akan dilakukan secara masif dan random di wilayah Muba. "Upaya ini juga dapat meredam keresahan warga akibat ancaman virus covid-19 yang dikhawatirkan dapat terpapar bagi warga Muba," ujarnya. 

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Muba Dr Povi Pada Indarta Sp P, menjelaskan, pelaksanaan rapid tes tersebut fungsinya lebih untuk mengetahui munculnya anti-bodi. Antibodi yang dihasilkan akibat paparan virus tersebut.

"Rapid tes ini awal pemeriksaan, biasanya setelah 7 hari terpapar muncul antibodi tersebut dan apabila rapid test positif kita akan lanjutan pemeriksaan untuk diagnosa swab pastinya," ujarnya. 

Ditambahkan, sistem imun menurutnya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua minggu untuk memproduksi antibodi. Prinsip antibodi itulah yang menurut Povi bisa dideteksi oleh rapid test.

"Jadi kalau hasilnya positif kita akan lanjutkan dengan test swab . Tapi kalau negatif belum tentu negatif maka akan dilakukan tes yang kedua, Karena itu perlu waktu," ujarnya.

Lanjutnya, metode rapid test hanya bisa mendeteksi penderita yang sudah terinfeksi 7-10 hari. Jika masa infeksi di bawah angka tersebut, penderita masih bisa lolos dari pemeriksaan. "Dan apabila negatif rapid test itu akan kita ulang 7 hari lagi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement