Sabtu 28 Mar 2020 00:01 WIB

Gunung Merapi Kembali Erupsi

Gunung Merapi kembali erupsi pada Jumat malam.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Erupsi Merapi (Ilustrasi)
Foto: Dok BPPTKG
Erupsi Merapi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi kembali mengalami erupsi. Jadi kejadian kedua pada Jumat (27/3), erupsi yang terjadi sekitar 21.46 itu tercatat memiliki tinggi kolom 1.000 meter, jauh lebih kecil dari yang pertama mencapai 5.000 meter.

Erupsi tercatat di seismogram Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memiliki amplitudo 40 milimeter dan berdurasi 180 detik. Kolom erupsi yang dihasilkan terpantau condong mengarah ke barat.

Baca Juga

Pada Jumat siang, setelah erupsi pertama, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida telah menyampaikan, erupsi yang terjadi masih sebagai karakter Gunung Merapi saat ini. Meski begitu, ia menekankan, belum ada perubahan status dari waspada.

"Ancaman itu masih ada di radius tiga kilometer dari puncak, sampai sekarang status belum kami naikkan," kata Hanik.

Terkait kondisi kubah, ia menekankan, tingginya curah hujan beberapa hari pekan terakhir dan adanya aliran lahar tidak mengubah kondisi kubah secara signifikan. Namun, Hanik mengingatkan, potensi banjir lahar masih tetap ada.

Menurut Hanik, potensinya masih berada di alur Kali Gendol, jadi potensi banjir lahar itu dinilai masih belum mengancam penduduk. Terlebih, ia melihat, volume dan material yang terlontar dari erupsi masih sedikit.

"Dominasi masih gas vulkanik, tapi fenomena masih ada awan panasnya, sebab

di atas masih ada kubah lava, jadi setiap erupsi terjadi guguran lava tapi gas yang dominan muncul karena ada suplai magma dari dapur magma," ujar Hanik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement