REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Pemimpin FIFA menggelar pertemuan video selama tiga jam dengan klub (ECA) dan pemain (FIFPro) untuk membuat perubahan yang dibutuhkan dunia sepak bola. Sebab saat ini dunia sepak bola, sama seperti bidang lainnya, sedang diuji oleh wabah virus corona.
Semua pihak harus waspada dan beradaptasi dengan skenario baru, dengan proposal yang dibuat FIFA yang mulai diterapkan pekan depan. Langkah dengan dampak yang besar adalah salah satu permintaan untuk memotong gaji pemain, dengan situasi saat ini yang masih melumpuhkan sepak bola dunia.
Liga Primer Inggris sudah mengambil tindakan. Klub tidak boleh memutus kontrak pemain maupun pelatih. Selain itu, ada rencana mempersiapan langkah memulihkan ekonomi klub dengan ratusan juta euro, dimana semua pesepak bola akan berpartisipasi.
Dana tersebut akan jadi jaminan untuk sepak bola supaya bisa mempertahankan struktur finansial mereka. Semua akan akan terlibat di sini, mulai dari FIFA, lalu konfederasi, federasi, pemain, jaringan televisi dan sponsor, meskipun menciptakan struktur ekonomi itu akan membutuhkan waktu lama.
Kapan musim kompetisi 2019/20 akan berakhir saja belum diputuskan. Masing-masing asosiasi akan mengambil langkah berdasarkan situasi mereka, namun tetap berkoordinasi dan tetap mementingkan kesehatan. Kontrak semua pemain profesional akan diperpanjang sampai akhir musim, dan klub tetap membayar selama masa perpanjangan ini.
Kontrak baru akan dimulai pada tanggal saat musim baru dimulai. Karena akan ada pemain dengan kontrak yang tumpang tindih setelah menandatangani perjanjian pra-kontrak dengan tim baru. Sehingga, prioritas diberikan kepada tim yang harus menyelesaikan musim kompetisi. Meskipun ada pemain yang telah berkomitmen untuk klub lain sejak 30 Juni, ia akan menyelesaikan musim dengan timnya sekarang.
Bursa transfer juga bisa memiliki waktu 16 pekan atau empat bulan dari musim kompetisi berakhir. Walaupun klub-klub meminta perpanjangan bursa transfer hingga akhir tahun.
Selama situasi darurat Covid-19 ini, klub tidak diwajibkan melepas pemain ke tim nasional mereka. Para pemain dan klub harus mengikuti tes anti-doping.
Intinya, dikutip dari Marca, Jumat (27/3), klub maupun pemain tidak boleh melakukan beberapa hal:
- Pemecatan sepihak
- Klub tidak membayar gaji pemain
- Pemain meninggalkan tim nasional tanpa alasan yang jelas
- Pemain tidak melaporkan pekerjaan yang mereka lakukan
- Tim tidak menjaga kesehatan pemain
- Diskriminasi berdaasarkan negara asal pemain
- Klub menolak untuk mengambil lagi pemain yang telah dipinjamkan
- Menolak membayar klausul dalam kontrak.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
