Jumat 27 Mar 2020 17:37 WIB

Negara G-20 Alokasikan 5 Triliun Dolar AS Lawan Covid-19

Dana dialokasikan untuk membatasi kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah pemimpin negara anggota G20 mengikuti forum KTT Luar Biasa G20 secara virtual, Kamis (26/3/2020).
Foto: AAP / NEWS CORP POOL
Sejumlah pemimpin negara anggota G20 mengikuti forum KTT Luar Biasa G20 secara virtual, Kamis (26/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para pemimpin dunia G-20 yang bertemu secara maya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa merumuskan langkah kesehatan, sosial, dan ekonomi untuk memerangi pandemi global Covid-19, Kamis (26/3). Para pemimpin dunia tersebut sepakat mengikat untuk melakukan apapun demi mengatasi pandemi.

"G-20 berkomitmen untuk melakukan apa pun untuk mengatasi pandemi bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga internasional lainnya," kata mereka dalam pernyataan bersama usai konferensi.

Baca Juga

Dalam pernyataan bersama, para pemimpin G-20 yang dipresidensikan oleh Raja Salman dari Arab Saudi sepakat untuk mengalokasikan dana sebesar lima triliun dolar AS ke dalam ekonomi global. Dana ini dialokasikan guna membatasi kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat dari dampak Covid-19. Para pemimpin berkomitmen mengimplementasikan dan mendanai semua tindakan kesehatan yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus.

Para pemimpin juga berkomitmen untuk berbagi data epidemiologis dan kesehatan, memperkuat sistem kesehatan global, dan memperluas kapasitas produksi pasokan medis. "Selain itu, lalu lintas barang harus berjalan normal termasuk dalam memasok peralatan medis," kata mereka.

Para pemimpin menyatakan mereka berkomitmen untuk menyelesaikan gangguan pada rantai pasokan global. Mereka juga meminta menteri keuangan dan gubernur bank sentral berkoordinasi secara teratur dan dengan organisasi internasional untuk mengembangkan rencana aksi dalam menanggapi pandemi.

Besarnya dan cakupan respons ini akan membuat ekonomi global kembali berdiri dan menetapkan dasar yang kuat untuk perlindungan pekerjaan dan pemulihan pertumbuhan akibat pandemi corona. "Kami meminta menteri keuangan dan gubernur bank sentral kami untuk berkoordinasi secara teratur mengembangkan rencana aksi G-20 sebagai tanggapan terhadap Covid-19 dan bekerja sama dengan organisasi internasional untuk dengan cepat memberikan bantuan keuangan internasional yang sesuai," demikian bunyi pernyataan bersama.

Presiden AS Donald Trump mengatakan konferensi video oleh G-20 menunjukkan semangat luar biasa untuk menyelesaikan krisis ini. Dia menyebut negara-negara G-20 saling memberikan informasi tentang upaya setiap negara dalam memerangi krisis akibat pandemi ini.

"Kami menanganinya sedikit dengan cara berbeda tetapi tetap ada keseragaman," kata Trump.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus turut berpidato pada G-20. Ia berpartisipasi demi mencari dukungan dalam meningkatkan pendanaan dan produksi peralatan perlindungan diri untuk petugas kesehatan di tengah kekurangan global.

Para pemimpin menyatakan keprihatinan dengan risiko serius yang ditimbulkan. Terutama pada negara-negara berkembang dan paling tidak berkembang serta di Afrika serta negara-negara pulau kecil. Mereka mengatakan para pengungsi dan orang-orang terlantar menghadapi risiko tertentu dalam pandemi ini.

Komunike akhir KTT darurat G-20 secara maya yang diketuai oleh Raja Salman mengatakan bahwa badan tersebut akan fokus pada penyediaan dukungan fiskal berskala besar dan berani. "Aksi kolektif G-20 akan memperbesar dampaknya, memastikan koherensi, dan memanfaatkan sinergi," kata para pemipin dunia.

Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya relatif berhasil dalam menahan virus. Namun infeksi telah menyebar di luar kendali di Iran, sebagian besar Eropa, dan Amerika Serikat (AS). Di atas dampak ekonomi dari lockdown untuk memperlambat penyebaran virus corona, Arab Saudi telah dirugikan oleh penurunan dramatis harga minyak, begitu pula dengan negara-negara terdampak lainnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement