Jumat 27 Mar 2020 17:33 WIB

Malaysia Deteksi 5 Tingkat Infeksi Corona dari Tabligh Akbar

Lebih dari setengah kasus corona Malaysia diidentifikasi berasal dari jamaah tabligh.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Malaysia Deteksi 5 Tingkat Infeksi Corona dari Tabligh Akbar. Seorang petugas polisi berjaga di depan Masjid Seri Petaling di Kuala Lumpur, Malaysia, 18 Maret 2020. Lebih dari setengah kasus virus corona di Malaysia berasal dari jamaah tabligh akbar di masjid tersebut.
Foto: Reuters
Malaysia Deteksi 5 Tingkat Infeksi Corona dari Tabligh Akbar. Seorang petugas polisi berjaga di depan Masjid Seri Petaling di Kuala Lumpur, Malaysia, 18 Maret 2020. Lebih dari setengah kasus virus corona di Malaysia berasal dari jamaah tabligh akbar di masjid tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Kesehatan Malaysia telah mendeteksi lima tingkatan kasus positif Covid-19 yang dikaitkan dengan kegiatan tabligh akbar di Masjid Seri Petaling bulan lalu. Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan dari kegiatan tabligh akbar tersebut, 711 kasus telah menginfeksi keluarga mereka.

 "Jika kita melihat jamaah tabligh, ada 711 kasus indeks dan kasus pertama yang diperoleh ini menyebar ke keluarga mereka, yang merupakan generasi pertama," ujar Hisyam dilansir dari Straits Times, Jumat (27/3).

Baca Juga

Setelah menginfeksi keluarga mereka, virus pandemi itu kemudian menyebar lagi ke para tetangga mereka. Hal ini menunjukkan dalam situasi saat ini sangat bahaya berkumpul di tempat keramaian, termasuk dalam kegiatan tabligh akbar.

"Anggota keluarga mereka menginfeksi tetangga mereka, dan tetangga ini menginfeksi teman-teman mereka. Kami telah melihat lima generasi infeksi. Setiap orang yang menginfeksi individu lain, ada lima generasi (tingkatan)," kata Noor saat konferensi pers mengenai situasi Covid-19, Kamis (26/3).

Dari 2.031 kasus Covid-19 di negeri jiran ini, 55 persen diidentifikasi berasal dari jamaah tabligh akbar atau sebanyak 1.117 kasus. Lebih dari setengah dari 23 kematian juga terkait dengan jamaah tabligh akbar tersebut.

Kegiatan tabligh akbar yang digelar pada 27 Februari hingga 3 Maret lalu tersebut diikuti oleh 16 ribu jamaah, dan 1.500 di antaranya berasal dari 25 negara yang berbeda. "Kita harus menentukan bagaimana kita akan mengidentifikasi kontak dekat para hadirin yang tabligh. Yang pertama adalah anggota keluarga mereka dan yang kedua mungkin teman-teman mereka. Penyelidikan ini rumit dan akan memakan waktu," kata Hisham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement