Jumat 27 Mar 2020 15:02 WIB

Analis: Angka Kematian Corona di AS Bisa Sampai 81 Ribu Jiwa

Jumlah pasien diperkirakan akan memuncak pada pekan kedua April.

 Suasana lalu lintas yang sepi di kawasan Times Square,  New York, Kamis (26/3) WIB.
Foto: AP/Mary Altaffer
Suasana lalu lintas yang sepi di kawasan Times Square, New York, Kamis (26/3) WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pandemi virus Corona dapat membunuh lebih dari 81 ribu orang di Amerika Serikat dalam empat bulan ke depan. Wabah Corona kemungkinan juga belum akan melemah sampai Juni.

Demikian menurut analisis data yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Washington.

Baca Juga

Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit diperkirakan akan memuncak secara nasional pada pekan kedua bulan April.

Analisis menggunakan data dari pemerintah, rumah sakit dan sumber lain. Angka memprediksi jumlah kematian akibat Corona di AS bisa sangat bervariasi. Mulai dari yang terendah sekitar 38 ribu hingga paling tinggi sekitar 162 ribu.

"Varian ini sebagian disebabkan oleh perbedaan tingkat penyebaran virus di berbagai wilayah, yang masih sulit dijelaskan oleh para ahli," ujar Dr. Christopher Murray, direktur Institute for Health Metrics and Evaluation di Universitas Washington yang memimpin penelitian itu.

Upaya-upaya untuk pembatasan di publik mungkin dilakukan lebih lama dari yang diperkirakan akibat durasi virus Corona.

Analisis ini juga menyoroti tekanan di rumah sakit. Pada puncak epidemi, pasien yang sakit dapat melebihi jumlah tempat tidur rumah sakit yang tersedia sebanyak 64 ribu dan memerlukan sekitar 20.000 ventilator.

Ventilator sudah menjadi barang langka untuk didapatkan seperti yang terjadi di kota New York.

"Virus ini menyebar lebih lambat di California, yang berarti bahwa kasus puncak akan datang nanti pada bulan April dan langkah-langkah menjaga jarak maupun pembatasan di publik perlu diperpanjang lebih lama di negara bagian itu," kata Murray.

Louisiana dan Georgia diperkirakan memiliki tingkat penularan yang tinggi dan itu bisa menjadi beban sangat tinggi pada sistem perawatan kesehatan lokal mereka.

Analisis itu mengasumsikan kepatuhan yang erat terhadap langkah-langkah pencegahan infeksi yang diberlakukan oleh pemerintah federal, negara bagian dan lokal.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan AS memiliki potensi untuk menjadi pusat virus baru di dunia.

Virus Corona menyebabkan penyakit pernapasan yang dalam sebagian kecil kasus menyebabkan kerusakan parah di paru-paru dan dapat menyebabkan kematian.

Amerika Serikat telah melaporkan sekitar 70 ribu kasus virus dan lebih dari 900 kematian sejak Januari. Namun secara global, menurut data Universitas Johns Hopkins telah menginfeksi lebih dari setengah juta orang.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement