Jumat 27 Mar 2020 13:44 WIB

Earth Hour, Warga Depok Diimbau Padamkan Lampu Satu Jam

Pemadaman serentak akan dilakukan pada Sabtu 28 Maret dari pukul 20.30-21.30 WIB.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah karyawan mematikan lampu dan menyalakan lilin pada peringatan Earth Hour. ilustrasi
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Sejumlah karyawan mematikan lampu dan menyalakan lilin pada peringatan Earth Hour. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengimbau seluruh warga Kota Depok untuk memadamkan lampu selama satu jam. Pemadaman serentak akan dilakukan pada Sabtu 28 Maret 2020 dari pukul 20.30-21.30 WIB.

Pemadaman dilakukan sebagai bentuk kampanye gerakan Earth Hour 2020. "Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mendukung dan berkomitmen terhadap gerakan hemat energi. Ini juga merupakan bentuk kampanye gerakan Earth Hour dengan mematikan lampu selama satu jam secara serentak," ujar Idris di Balai Kota Depok, Jumat (27/3).

Baca Juga

Menurut Idris, imbauan ini juga diperkuat dengan adanya Surat Edaran (SE) Wali Kota Nomor 660.1/130-DLHK yang diberikan untuk Perangkat Daerah (PD), kecamatan, serta kelurahan untuk diteruskan ke masyarakat. "Dengan harapan, seluruh elemen masyarakat Kota Depok juga turut mendukung gerakan ini," ujar dia.

Dia mengutarakan, Earth Hour diperingati oleh seluruh dunia setiap tahun yang bukan sekadar mematikan lampu 60 menit saja. Namun ini adalah sebuah kampanye untuk penghematan energi. "Kita harus hemat, jika ingin dunia selamat, kita harus jaga keseimbangan hidup," kata Idris.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Ety Suryahati mengatakan, guna melindungi bumi yang menjadi tujuan dari pelaksanaan Earth Hour, pihaknya ingin ikut berbuat dengan aksi-aksi peduli seperti memadamkan lampu dan listrik yang tidak terpakai.

Dia menambahkan, melalui Earth Hour, pihaknya ingin masyarakat menanamkan kesadaran pentingnya berhemat energi. Serta tidak merusak bumi dengan sampah-sampah plastik.

"Kami tidak fokus berapa rupiah yang dikonversi setiap tahun. Namun lebih kepada bagaimana penyadaran gaya hidup ramah lingkungan, berapa masyarakat yang mau diajak bekerja sama untuk melestarikan alam. Kami rasa itu poin utama," kata Ety.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement