Jumat 27 Mar 2020 13:24 WIB

Cegah Corona, Anggota DPR Ingatkan Physical Distancing

Metode jaga jarak juga dapat mengurangi kerja dari para tenaga medis.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Gita Amanda
Warga antre pembuatan dan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) di ruang tunggu yang telah diberi tanda jarak dalam upaya physical distancing, (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Warga antre pembuatan dan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) di ruang tunggu yang telah diberi tanda jarak dalam upaya physical distancing, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaga jarak atau physical distancing menjadi salah satu cara mengurangi potensi penularan virus Covid-19 atau corona. Hal ini pula yang selalu diingatkan anggota Komisi IX DPR Intan Fauzi kepada masyarakat.

"Kalau penerapan physical distancing, pembatasan sosial berskala besar, jadi memang sekolah harus diliburkan," ujar Intan kepada wartawan, Jumat (27/3).

Baca Juga

Selain mengurangi potensi penularan, metode jaga jarak juga dapat mengurangi kerja dari para tenaga medis. Karena dengan physical distancing, warga yang berpotensi terinfeksi akan berkurang.

"Kalau semua betul-betul mentaati, ini kan yang bisa menurunkan penularan atau bahkan ekstremnya menyetop," ujar Intan.

Sebab ia melihat saat ini hampir seluruh tenaga medis dan fasilitas kesehatan kesulitan dalam merawat pasien Covid-19. Akibat orang-orang yang terus berdatangan mengeluhkan gejala-gejala terinfeksi virus corona.

"Kalau setiap orang melaukan isolasi mandiri, ODP ataupun PDP, bicaranya kan isolasi, itu akan sangat membantu. Sekarang dibutuhkan ribuan tenaga medis, yang dibutuhkan pembatasan sosial berskala besar," ujar legislator fraksi PAN itu.

Diketahui, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan, ada penambahan kasus positif corona di Indonesia sebanyak 103 orang. Ia mengatakan, total akumulatif pasien yang positif terinfeksi virus corona saat ini berjumlah 893 orang.

Jumlah pasien yang sembuh dari corona juga bertambah menjadi 35 orang. Sedangkan jumlah pasien yang meninggal dunia bertambah menjadi 78 orang. "Angka kematian ada penambahan 20 kasus. Sehingga totalnya ada 78 orang," kata Yuri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement