Jumat 27 Mar 2020 01:06 WIB

Legislator: Pemerintah Seharusnya Beri Jaminan tak Ada PHK

Legislator mengatakan seharusnya pemerintah beri jaminan tak ada PHK karena corona

Putu Supadma Rudana.
Foto: dpr
Putu Supadma Rudana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Putu Supadma Rudana meminta pemerintah memperhatikan warga yang terdampak wabah virus corona atau Covid-19, diantaranya untuk para buruh dan pekerja harian. Putu meminta pemerintah memberikan jaminan tidak ada PHK, serta memberikan bantuan seperti sembako.

"Saya mengapresiasi pemerintah yang akan memberikan BLT kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, namun apakah itu cukup? Saya rasa tidak. Pemerintah seharusnya juga memberikan jaminan tidak adanya PHK dan sembako secara 'door to door' kepada para buruh dan pekerja harian di masa-masa sulit seperti ini," kata Putu, Kamis (26/3).

Baca Juga

Putu juga mengatakan, jangan sampai pemerintah abai kepada masyarakat kecil, seperti pedagang, buruh, ojek daring, ojek pangkalan, sopir angkot, dan pekerja kasar (kuli) karena rakyat Indonesia merupakan tanggung jawab negara. Putu yang merupakan Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI itu khawatir jika pandemi Covid-19 ini tidak segera berakhir, maka akan membuat ekonomi di Indonesia lumpuh.

Hal itu, menurutntya terlihat dari sejumlah pusat perbelanjaan, kantor, restoran dan tempat makan dan bioskop yang mulai tutup. "Dan yang paling terdampak tentu saja adalah sektor pariwisata, perhotelan, tekstil, hingga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)," ujarnya.

Selain itu, menurutnya, pemerintah juga harus peduli kepada pelaku usaha di seluruh wilayah terdampak dengan memberikan insentif agar usahanya tidak mati karena Covid-19. Dia juga menyoroti bertambahnya pasien positif Covid-19 di Indonesia yang jumlahnya per-tanggal 26 Maret 2020 menjadi 893 orang, 78 orang meninggal, dan 35 pasien dinyatakan sembuh.

Putu mengatakan, dirinya sudah beberapa kali mengingatkan pemerintah untuk segera melakukan lockdown dalam menghadapi Covid-19, namun sepertinya pemerintah enggan mengambil langkah tersebut. Menurutnya, saat ini sudah ada 24 provinsi yang terpapar Covid-19 sehingga jangan sampai korban bertambah banyak lalu baru diambil kebijakan lockdown.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement