Doa Agar Kita Dipertemukan dengan Bulan Ramadhan Tahun Ini

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil

Kamis 26 Mar 2020 20:03 WIB

Doa Agar Kita Dipertemukan dengan Bulan Ramadhan Tahun Ini. Foto: Berdoa (Ilustrasi) Foto: Republika Doa Agar Kita Dipertemukan dengan Bulan Ramadhan Tahun Ini. Foto: Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal Ramadhan tahun ini diperkirakan jatuh pada 24 April 2020 mendatang. Namun, tidak ada yang tahu apakah umur seseorang akan sampai pada bulan yang penuh dengan kemuliaan tersebut. Apalagi, saat ini virus corona atau Covid-19 sedang mengancam umat manusia.

Karena itu, umat Islam harus terus berdoa kepada Allah SWT supaya dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini. Dalam buku "Menyambut Ramadhan", Saiyid Mahadhir menjelaskan, doa yang sering dibaca oleh masyarakat Indonesia dan umat Islam dunia adalah doa yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ra bahwa nabi Muhammad saw berdoa:

Baca Juga

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami pada Ramadhan."

Hadits tersebut lebih dan kurang, dikeluarkan oleh Al-Baihaqi di dalam kitab Syu'ab Al-Iman, Abu Nu'aim di dalam kitab Al-Hilyah, Al-Bazzar di dalam Musnadnya, Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Ausath, dan oleh Ath-Thabrani di dalam kitab Ad-Dua’.

Namun, menurut Saiyid Mahadhir, hadist tersebut dinilai dhaif oleh para ulama hadits karena ada illah (cacat) pada perawinya: yaitu Zaidah bin Abi Ar-Raqqad dan Ziyad An-Numairi. Keduanya dianggap bermasalah oleh para ulama karena memang kedua lemah, sehingga hadits-hadits yang diriwayatkan oleh keduanya rata-rata dinggap bermasalah.

Terlepas dari itu, doa tersebut tetap boleh diamalkan oleh umat Islam seperti yang disampaikan oleh imam An-Nawawi, seorang ulama besar dalam madzhab As-Syafi’i:

"Telah kami sampaikan di beberapa tempat (di kitab ini) bahwa semua ahli ilmu sepakat untuk mengamalkan hadits dha’if pada selain penetapan

hukum dan ushul akidah" (An-Nawawi, Al-Majmu’, jilid 5, halaman 59).

Berdasarkan perkataan Imam An-Nawawi tersebut, tidak ada yang salah mengamalkan doa yang diambil dari hadits dhaif, yang tidak boleh itu adalah

meyakini dengan sepenuhnya bahwa doa itu adalah doa yang persis dan benar-benar dulunya diucapkan oleh Rasulullah saw.