Kamis 26 Mar 2020 19:35 WIB

Spanyol Perpanjang Masa Karantina

Masa karantina diperpanjang hingga 12 April mendatang.

Masa karantina diperpanjang hingga 12 April mendatang (Foto: wabah covid 19 di Spanyol)
Foto: EPA
Masa karantina diperpanjang hingga 12 April mendatang (Foto: wabah covid 19 di Spanyol)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Pemerintah Spanyol kemungkinan besar akan memperpanjang masa karantina hingga 12 April mendatang. Sementara, status darurat tanggap Covid-19 juga diperpanjang.

"Tidak mudah memperpanjang status darurat, saya yakin opsi paling efektif menekan penyebaran virus dengan menjalani isolasi sosial," kata Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, dilansir melalui reuters, Kamis (26/3).

Baca Juga

Selama karantina berlangsung, warga diperbolehkan ke luar rumah hanya untuk bekerja, membeli makanan, dan obat-obatan. Perpanjangan status darurat menuai perdebatan di antara anggota dewan.

Mayoritas anggota parlemen dari total 321 orang setuju status darurat diperpanjang, sementara 28 lainnya tidak menyatakan sikap atau abstain. Kelompok oposisi terbesar, Partai Rakyat (People's Party) mendukung kebijakan tersebut.

Spanyol kesulitan menekan jumlah penderita COVID-19 khususnya setelah jumlah korban jiwa pada Rabu melampaui China. Setidaknya 738 pasien tewas per harinya.

Sementara itu, jumlah pasien COVID-19 di Spanyol meningkat 10 kali lipat sejak pemerintah menetapkan status darurat pada 14 Maret, dan jumlah korban jadi total 3.434 jiwa. Spanyol jadi negara dengan jumlah kematian tertinggi kedua dunia untuk COVID-19. Di atas Spanyol, Italia melaporkan korban tewas 6.820 jiwa.

Fasilitas kesehatan di Spanyol kewalahan menerima pasien, bahkan arena bermain ski es di Madrid pun berubah jadi tempat penyimpanan jasad korban. Di luar arena, banyak mobil jenazah terparkir. Lokasi itu jadi tempat cukup populer bagi anak-anak yang ingin merayakan ulang tahun.

Pemerintah Spanyol berupaya keras menyediakan perlengkapan pelindung seperti masker, alat kebersihan, sarung tangan, dan alat bantu pernapasan (ventilator). Sementara ini, pemerintah telah memesan perlengkapan medis dan alat pemeriksaan COVID-19 senilai 432 juta euro (setara 471,4 juta dolar AS) dari China.

Otoritas di Spanyol juga meminta bantuan alat pelindung diri dan ventilator ke negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Alat tersebut digunakan tenaga medis untuk merawat pasien.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement