Kamis 26 Mar 2020 13:09 WIB

BRI Proyeksi Transaksi Elektronik Meningkat 38 Persen

Imbauan social distancing membuat nasabah BRI memilih transaksi elektronik.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bank Rakyat Indonesia
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bank Rakyat Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan transaksi elektronik sebesar 38 persen melalui internet banking pada akhir Maret 2020. Saat ini transaksi elektronik sudah meningkat 15 persen dibandingkan Februari 2020.

Sekretaris Perusahaan BRI Amam Sukriyanto mengatakan lonjakan transaksi ini karena imbaun pemerintah yang meminta masyarakar melakukan social distancing, sehingga masyarakat memilih transaksi digital tanpa mendatangi kantor cabang BRI.

Baca Juga

“Sejak pertama kali virus corona menyebar di Indonesia, perseroan sudah gencar melakukan imbauan kepada masyarakat agar menggunakan layanan e-banking BRI,” ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Kamis (26/3).

Menurutnya kenaikan transaksi digital tidak hanya dialami oleh fitur internet banking BRI saja, namun juga pada transaksi belanja di marketplace serta transaksi tarik tunai di mesin ATM BRI. Tercatat, transaksi di marketplace online meningkat sebesar 15 persen dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2020, sedangkan transaksi e-channel berupa penarikan uang tunai mesin ATM BRI per hari rata rata tercatat 3,1 juta kali transaksi di sepanjang Maret.

"Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari, per hari rata rata terdapat 2,9 juta transaksi penarikan dan di Februari tercatat rata rata penarikan uang tunai sebanyak 3 juta kali transaksi per hari," jelasnya.

BRI juga memastikan dengan adanya peningkatan traffic transaksi ini tidak akan mengurangi kualitas transaksi digital BRI.

"Dari sisi infrastruktur, BRI sangat siap atas lonjakan ini di mana back-end kami support dengan adanya transaksi yang tinggi pada kondisi tertentu," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement