Kamis 26 Mar 2020 11:40 WIB

FBI: Seorang Pria Tewas Sebelum Aksi Pengeboman RS

FBI menyebut Timothy Wilson yang berencana mengebom RS, tewas saat penangkapan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Petugas FBI (ilustrasi)
Foto: Reuters
Petugas FBI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BELTON -- FBI mengatakan seorang pria yang berencana mengebom fasilitas medis di Kansas City tewas dalam upaya penangkapan. Badan intelijen Amerika Serikat (AS) itu mengatakan mereka memiliki surat perintah penangkapan Timothy Wilson.

Dalam pernyataan pemimpin kantor FBI di Kansas City agen khusus Timothy Langan pada Kamis (26/3), Wilson terluka saat agen-agen FBI yang melakukan penyelidikan terorisme domestik mendatanginya dengan surat perintah penangkapan. Pernyataan tersebut tidak dijelaskan detail apa yang terjadi saat para agen yang membawa surat perintah mendatangi Wilson. FBI hanya mengatakan laki-laki berusia 36 tahun itu terluka dan tewas di rumah sakit.

Baca Juga

FBI menggelar penyelidikan selama berbulan-bulan untuk mencari tahu potensi kekerasan Wilson. Dalam pernyataannya, FBI mengatakan potensi kekerasan itu bermotif agama, rasial, dan kepercayaan anti-pemerintah.

Selama berbulan-bulan Wilson berencana untuk melakukan pengemboman dan memutuskan mengincar rumah sakit Kansas City. FBI mengatakan Wilson berencana menggunakan bom rakitan 'bawaan kendaraan'.

Wilson memilih rumah sakit karena tempat itu menyediakan perawatan kesehatan yang sangat penting selama pandemi virus korona. Menurut pernyataan FBI, Wilson sudah mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk menciptakan bom rakit yang dapat 'menimbulkan banyak korban dan luka parah'.

Dalam pernyataannya, FBI mengatakan Satuan Tugas Gabungan Terorisme FBI terus mengawasi Wilson dan bersiap untuk menangkapnya ketika ia mencoba untuk mengambil sesuatu yang ia kira bom. Tapi tidak ada bom di lokasi kejadian.

FBI mengatakan mereka masih terus bekerja dengan jaksa federal di Kantor Kejaksaan AS di Kansas City untuk melanjutkan penyelidikan. Hingga kini FBI belum memberikan detail kelanjutan penyelidikan kasus ini. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement