Rabu 25 Mar 2020 18:18 WIB

Sopir Angkot Padang Keluhkan Sepinya Penumpang

Imbauan belajar dan bekerja dari rumah membuat supir angkutan kehilangan penumpang.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
Angkot di Kota Padang dengan ornamen dan stiker ala mobil balap
Foto: Iman Firmansyah
Angkot di Kota Padang dengan ornamen dan stiker ala mobil balap

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Virus corona atau Covid-19 yang sudah menjadi pandemi global dan bencana nasional berdampak pada mata pencaharian sopir angkutan umum. Imbauan social distancing dan bekerja serta belajar di rumah untuk mengantisipasi meluasnya corona membuat sopir angkutan umum kehilangan banyak penumpang.

Di Sumatera Barat saat ini nyaris semua pemerintah kabupaten dan pemerintah kota sudah merumahkan pelajar sekolah. Beberapa instansi pemerintah juga sudah merumahkan pegawai buat mencegah penularan covid-19 ini. Selain itu, kepolisian juga melarang adanya masyarakat membuat keramaian seperti pesta maupun hanya kumpul-kumpul biasa.

Baca Juga

"Aduh Pak. Sekarang lengang sekali penumpang pak. Gara-gara corona ini Pak," kata Habib, salah satu supir angkutan di Kota Padang, Rabu (25/3).

Habib merupakan sopir angkot Padang jurusan Siteba- Pasar Raya Padang. Habib memahami kondisi ini membuat masyarakat sekarang lebih banyak di rumah.

"Sudah empat hari ini terasa sekali berkurangnya penumpang pak. Anak-anak sekolah libur. Orang-orang juga sudah takut keluar karena berita-berita di TV," ujar Habib.

Yukaspi yang juga sopir angkot Siteba-Pasar Raya Padang juga mengeluhkan hal yang sama. Yukaspi mengaku untuk mengejar setoran saja kepada induk semang sudah sulit. Ia jadi pusing bagaimana buat menghidupi anak istri dalam keadaan seperti ini.

"Lagi sepi sekali. Entah bagaimana ini. Buat setoran aja susah," ujar Yukaspi.

Penumpang angkot bernama Eron mengaku masih berani pergi naik angkot karena ada keperluan berobat ke rumah sakit. Eron menyebut ini pertama kali ia keluar sejak adanya imbauan pemerintah buat berdiam diri di rumah.

"Biasanya saya di rumah saja. Takut karena kalau keluar bisa saja tertular corona," kata Eron.

Erpi warga Padang lainnya juga memberanikan diri keluar rumah karena ada keperluan yang mesti diurus. Erpi harus naik angkot karena tidak bisa membawa kendaraan dan juga sedang tidak ada keluarga yang dapat mengantarkannya.

"Karena terpaksa harus keluar. Kalau tidak saya juga takut sebenarnya. Apalagi Padang sudah sepi begini," ujar Erpi.

Il, sopir bus jurusan Batusangkar-Padang juga merasakan dampak dari Covid-19. Il mengemudi bus ukuran sedang. Di hari-hari biasa, busnya yang berangkat pagi dari Batusangkar dalam kondisi penuh. Karena ia sudah punya banyak langganan membawa pegawai dan mahasiswa. Kini semua langganan Il sedang dirumahkan sehingga bus yang ia kendarai banyak yang kosong.

"Bagaimana lagi. Sekarang nyopir seakan buang-buang bahan bakar aja. Duit yang didapat cuma buat isi bahan bakar. Tidak cukup buat setoran dan makan anak istri," ucap Il.

Il berharap kondisi buruk akibat wabah corona ini bisa selesai supaya mata pencaharian sopir seperti dirinya kembali normal. Il menyebut apapun kondisinya ia tetap harus narik karena hanya itu pekerjaan yang bisa ia lakukan sejak remaja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement