Rabu 25 Mar 2020 16:35 WIB

WFH, Rektor Unisba Minta Civitas Akademika Tingkatkan Ibadah

Situasi seperti ini, harus dapat dimanfaatkan oleh semua warga Unisba.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof Edi Setiadi.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof Edi Setiadi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mewabahnya virus corona akhir-akhir ini dan menjadi pandemik yang melanda dunia, termasuk Indonesia, khususnya kota Bandung, mendorong Universitas Islam Bandung (Unisba),  ikut turut serta menerapkan Work from Home (WFH).

Menurut Rektor Unisba, Edi Setiadi, WFH ini, sebagai langkah melaksanakan anjuran pemerintah dan alim ulama dalam rangka  mencegah penularan virus tersebut, serta menghindari kemudharatan dan mencari kemaslahatan. WFH ini, teruang dalam Surat Edaran Rektor No. 181/G.13/Rek-k/III/2020 Perihal : Pencegahan Penularan Covid-19. 

Edi  menilai, banyak hikmah yang bisa diperoleh bagi civitas akademika Unisba dalam menjalankan WFH dengan berdiam diri dirumah hingga waktu yang belum bisa dipastikan.

Edi mengimbau, situasi seperti ini, harus dapat dimanfaatkan oleh semua warga Unsiba untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan berbagai aktivitas ibadah. 

“Tidak lupa setiap selesai shalat Maghrib, Isya dan Subuh untuk membiasakan diri membaca Al Quran dengan metode  1 page 1 day atau 1 juz 1 day, ataupun dengan membuat grup media sosial bertemakan tadarus sesuai dengan keinginan masing-masing,” ujar Edi kepada Republika, Rabu (25/3).

Edi pun berharap, agar pandemik ini segera berakhir. Karena itu, dia mengajak, seluruh civitas akademika Unisba untuk selalu berdoa agar mendapat perlindungan dari wabah ini sehingga ibadah dapat lebih ditingkatkan.

Menurutnya, hikmah WFH lainnya yang bisa diambil yaitu dapat beristirahat dari rutinitas yang biasa dilakukan dilingkungan kampus, serta berkumpul secara intens bersama keluarga. 

“Barangkali setengah hari bahkan sehari tidak bisa berkumpul lengkap. Sekarang ayah, ibu, anak dan semuanya berkumpul di rumah sehingga bisa mempererat rasa kekeluargaan,” katanya.

Selain itu, kata dia, bagi mahasiswa yang saat ini menjalankan perkuliahan serta Ujian Tengah Semeser (UTS) dengan sistem e-learning, dalam menghilangkan rasa jenuhnya, bisa menerapkan trik dengan melaksanakan tugas sebagaimana berkuliah di kampus. Seperti  belajar online, menulis paper, menulis skripsi untuk menyelesaikan sarjana, menulis makalah untuk bisa mengikuti berbagai perlombaan dan membaca buku yang berguna.

Edi mengatakan, WFH bagi dosen bukan berarti terbebas dari kewajibannya melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. Namun banyak hal yang bisa dilakukannya untuk meningkatkan mutu serta kualitasnya.

Berbagai tugas bisa dilakukan dengan santai, tidak terlalu serius. Bagi yang malas membuat jurnal, bisa dimulai menulis satu atau dua halaman. 

"Nah, bagi yang belum biasa menulis opini, bisa  belajar banyak dengan mengangkat tema-tema yang didapat dari kasus pandemic corona ini dan menjadi inspirasi,” katanya.

Edi pun, menekankan untuk bisa menghadapi dan menikmati proses WFH ini untuk tetap tinggal di rumah dengan melaksanakan berbagai aktifitas yang berguna. “Jenuh dengan aktivitas belajar dan menulis, bisa berkebun, menanam sayuran dan lainnya. Banyak yang bisa kita lakukan di rumah,” katanya.

Hikmah lain  yang bisa diperoleh dari kondisi ini, kata Edi, ketika virus ini menghilang, untuk menjadikannya sebagai motivasi dalam meningkatkan ibadah dan sedekah, serta kebiasaan dalam berbuat baik yang dilakukan tidak hanya dalam kesusahan saja tapi dalam  kondisi lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement