Rabu 25 Mar 2020 14:13 WIB

Bank Islam di Turki Melebihi Bank Konvesional

Pemerintah Turki mendirikan tiga bank syariah milik negara baru sejak 2015.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Fitch Ratings
Foto: topnews.in
Fitch Ratings

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Laporan Fitch Ratings menyatakan pertumbuhan perbankan partisipasi di Turki telah melampaui pertumbuhan bank konvensional dalam beberapa tahun terakhir seiring volatilitas pasar keuangan.

Seperti dilansir dari laman Dailysabah, Rabu (25/3), lembaga pemeringkat kredit internasional itu menyatakan, porsi bank partisipasi atau umumnya dikenal sebagai bank Islam di Turki dari sisi aset masih kecil. Namun mampu tumbuh secara konsisten, bahkan melampaui pertumbuhan bank konvesional pada tahun ini.

Baca Juga

"Volatilitas pasar meningkat meskipun pertumbuhan telah turun," ungkap Fitch Ratings.

Adapun porsi bank partisipasi dari sisi aset baru sebesar 6,3 persen pada akhir 2019, sementara target pemerintah sebesar 15 persen pada 2025.

"Prospek jangka menengah untuk segmen ini didukung oleh perluasan jaringan bank syariah milik negara, prospek pertumbuhan Turki, dan demografi yang menguntungkan populasi mayoritas Muslim," tulis Fitch Ratings.

Pada awal 2020, kekhawatiran pandemi corona menimbulkan risiko penurunan kualitas aset bank dan profil kredit. Pernyataan itu menunjukkan kinerja profitabilitas perbankan partisipasi mengalami penurunan kualitas aset dan tekanan pada pembiayaan.

Aset perbankan syariah di Turki akan berlipat ganda dalam 10 tahun karena inisiatif pemerintah mendorong pertumbuhan sektor ini. Pemerintah Turki mendirikan tiga bank syariah milik negara baru sejak 2015 hingga 2019 guna memperluas akses dan meningkatkan persaingan.

Pada Februari tahun lalu, Badan Regulasi dan Pengawasan Perbankan negara (BDDK) memberikan lisensi perbankan kepada Turkiye Emlak Katilim Bankası (Emlak Bank), menjadikan jumlah bank syariah sebagai bank partisipasi lokal. Ada lima bank syariah lainnya adalah Ziraat Bankasi dan Vakif Bank yang dikendalikan oleh negara bersama dengan Albaraka Turk, Kuveyt Turk, yang mayoritas dimiliki oleh Kuwait Finance House dan Turkiye Finans.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement