Selasa 24 Mar 2020 20:48 WIB

'Quarantine Time Jadi Quran Time Saat Wabah Covid-19'

Saat wabah Covid-19 terjadi, waktu karantina diri dapat dimanfaatkan untuk ibadah.

Ustadz Imam Shamsi Ali berpesan agar hendaknya quarantine time menjadi Quran Time saat Wabah Covid-19.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ustadz Imam Shamsi Ali berpesan agar hendaknya quarantine time menjadi Quran Time saat Wabah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Shamsi Ali*)

Teman-teman yang disayangi Allah!

Baca Juga

Banyak di antara kita kini yang dipaksa oleh keadaan untuk mengurung diri di rumah masing-masing. Belum lagi yang memang harus melakukan karantina diri karena dikhawatirkan terdampak virus korona baru itu (Covid-19). Apalagi, bagi mereka yang memang kota atau negaranya sedang lockdown alias ditutup dari kegiatan apa pun, kecuali yang bersifat darurat.

Hal ini pastinya tidak mudah.

Apalagi, untuk mereka yang terbiasa aktif dengan berbagai kegiatan di luar rumah. Pasti merasa tertekan, sempit, bahkan ada kecenderungan marah atau frustrasi.

Saya hanya ingin mengingatkan singkat. Seperti yang sering kita ulang-ulang di masa lalu. Tak ada apa pun yang terjadi dalam hidup kita ini kecuali memang ada takdir dari-Nya. Dan, sekaligus pasti ada hikmahnya.

Ratusan ribu orang yang sakit lantaran terinfeksi Covid-19. Puluhan ribu orang kehilangan nyawa.

Perekonomian dunia ambruk seketika. Pusat-pusat pencarian rezeki orang, dari restoran, toko, hingga ke travel dan penerbangan terhenti. Seolah-olah, lalu lintas perekonomian dunia mengalami kemacetan dan lumpuh. Jutaan manusia kehilangan pekerjaan dan sumber rezekinya.

Sekolah-sekolah ditutup. Universitas dan semua pusat-pusat pendidikan ditutup. Dan lebih menyedihkan lagi, rumah-rumah ibadah juga mengalami nasib yang sama.

Segenap hati manusia yang terikat dengan rumah-rumah ibadah itu pun menjerit kesedihan. Bahkan, Makkah dan Madinah mengalami hal yang sama.

Namun, yakinlah. Jangan pernah ragu. Di balik segala tantangan itu, tersembunyi segala peluang.

Hidup memang bukan satu warna. Dan dunia ini terus bergerak, berputar silih-berganti.

Karenanya, janganlah merasa sedih. Jangan berkecil hati. Jangan merasa sumpek. Jangan putus harapan dan motivasi.

Buka tirai dari semua tantangan itu dan gapai semua peluang yang tersembunyi itu!

Tinggal dan mengisolasi diri di rumah itu tantangan. Tabiat manusia ingin bergerak dan berjalan. Pikiran yang terbang jauh ke mana-mana, mendorong kaki manusia untuk melangkah. Ingin berjalan menggapai banyak yang diimpikan.

Renungkan sejenak.

Di masa silam ketika semua belum tersedia. Ketika hidup di kampung yang alami. Tiada jalan raya. Tiada kendaraan. Tiada listrik. Apalagi TV dan ponsel pintar (smartphone). Kita tinggal di rumah lebih lama dan nyaman.

Di saat itu, kita masih ada waktu bercengkrama dengan sanak keluarga. Makan bersama. Cuci piring dan angkat air bersama dari sumur dekat rumah. Lalu, tidur di dalam rumah sederhana kita bersama. Bunyi jangkrik dan suara-suara burunglah yang membangunkan kita--bukan alarm ponsel.

Teman-teman, di saat-saat seperti ini marilah kita ambil hikmah terbesarnya.

Inilah hari-hari kebersamaan dengan keluarga. Bersama dalam kebaikan. Bersama dalam melaksanakan sholat berjamaah. Bersama secara fisik dan insya Allah jiwa.

Jadikan quarantine time menjadi Quran-time. Pergunakan waktu yang ada dengan hal-hal positif. Baca Alquran, baca Hadits, baca buku-buku agama. Atau, pergunakan untuk merenung dan menuangkannya dalam goresan tinta seperti ini.

Yang terjadi adalah social distancing bukan social disconnection. Maka, tetap jaga hubungan baik. Jaga silaturahim. Tetap get-connected setiap saat. Di saat satu pintu tertutup, Allah membuka pintu-pintu yang lain.

Dalam situasi seperti ini tetap "tie the camel then trust your Lord" (ikat untanya, lalu tawakkal kepada Allah). Kuatkan iman. Tawakkal kepada-Nya. Seraya berusaha menjaga diri. Doa adalah senjata yang ampuh....

Salam dari kami di Jamaica Hills!

 

*) Imam Shamsi Ali merupakan Presiden Nusantara Foundation. Ulama asal Sulawesi Selatan itu aktif dalam dunia dakwah Islam di Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement