Selasa 24 Mar 2020 20:35 WIB

Harga Jahe dan Kencur di Semarang Bertahan Tinggi

Harga jahe mencapai Rp 50 ribu per kg, kencur bahkan mencapai Rp 70 ribu per kg.

Pedagang menata rempah-rempah dagangannya. Menurut pedagang pascamerebaknya virus Corona (Covid-19) di Indonesia berbagai jenis rempah seperti jahe, kunyit, temulawak yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh itu harganya merangkak naik hingga 15 persen dan permintaannya naik hingga dua kali lipat dari hari sebelumnya. Foto: Abdan Syakura
Foto: Republika/Abdan Syakura
Pedagang menata rempah-rempah dagangannya. Menurut pedagang pascamerebaknya virus Corona (Covid-19) di Indonesia berbagai jenis rempah seperti jahe, kunyit, temulawak yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh itu harganya merangkak naik hingga 15 persen dan permintaannya naik hingga dua kali lipat dari hari sebelumnya. Foto: Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Harga jahe dan kencur di sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah, bertahan tinggi sejak merebak Covid-19 beberapa waktu terakhir.

Mariani, salah seorang pedagang di Pasar Bulu Semarang, Selasa (24/3), mengatakan, harga jahe mencapai Rp 50 ribu per kg. Harga itu, kata dia, sudah mengalami kenaikan dibanding harga normal Rp 20 ribu per kg.

Sementara itu untuk kencur, kata dia, saat ini sudah mencapai Rp 70 ribu per kg. Ia menjelaskan kencur dan jahe banyak diburu karena dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh untuk menghadapi penyebaran corona. "Karena permintaan naik, persediaan barangnya terbatas," katanya.

Sementara itu Mira, salah seorang pedagang di Pasar Karangayu Semarang, mengatakan, rata-rata harga jahe dan kencur sudah menyentuh Rp 65 ribu per kg. Menurut dia, kenaikan harga sesungguhnya sudah terjadi sejak corona belum merebak seperti saat ini akibat pengiriman barang yang lama dari petani.

Kenaikan harga rempah-rempah juga mengakibatkan penjual jamu tradisiknal menaikkan harga jual dagangannya. Salah seorang penjual jamu tradisional di Kabupaten Semarang, Ika, mengaku juga merasakan dampak kenaikan harga bahan baku jamu.

Meski demikian, ia tidak ikut menaikkan harga jual produknya itu."Harga tetap meskipun keuntungannya kecil," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement