Selasa 24 Mar 2020 18:00 WIB

Sosiolog: Makna Lebaran Berkurang Bagi Perantau tak Mudik

Setiap orang diharapkan dapat memahami kondisi penularan Covid-19.

Pemerintah mengimbau masyarakat tidak melakukan mudik pada Hari Raya Idul Fitri 2020. (Foto: Sejumlah penumpang naik dan turun dari kapal pada arus mudik)
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Pemerintah mengimbau masyarakat tidak melakukan mudik pada Hari Raya Idul Fitri 2020. (Foto: Sejumlah penumpang naik dan turun dari kapal pada arus mudik)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Nasional (Unas) Sigit Rochadi mengatakan makna Lebaran akan berkurang bagi perantau jika mereka tidak mudik. Pernyataan tersebut menyusul imbauan pemerintah agar masyarakat terutama para perantau tidak mudik.

"Ada sesuatu yang kurang, maknanya itu tidak sekuat kalau secara fisik mereka bertemu saat Lebaran," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa (24/3).

Baca Juga

Berkurangnya makna Lebaran tersebut tercermin dengan tidak adanya saling berjabat tangan, makan dan Shalat Idul Fitri bersama termasuk komunikasi secara langsung saat Lebaran. Hal-hal tersebut merupakan momen yang selalu dilakukan dan ditunggu-tunggu oleh masyarakat di Tanah Air saat Hari Raya Idul Fitri tiba. 

Kendati demikian, ia menilai langkah pemerintah mengeluarkan imbauan serta membatalkan mudik gratis BUMN 2020 guna mencegah penyebaran Covid-19 sudah tepat. Apalagi, tingkat penularan virus yang pertama kali diketahui mewabah di Kota Wuhan, China tersebut cukup cepat dan masif. 

Karena itu, salah satu cara terbaik memutus mata rantai penularan ialah membuat jarak fisik termasuk imbauan larangan mudik. Kondisi penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sedang mewabah pun diharapkan setiap orang dapat memahami dan mengerti.

Terpisah, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengajak masyarakat yang merencanakan mudik Lebaran tahun ini agar menunggu perkembangan kondisi keamanan seiring ancaman penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. "Sebelum memutuskan untuk mudik, masyarakat hendaknya memantau perkembangan Covid-19 yang disampaikan resmi oleh pemerintah," kata Mu'ti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement