Selasa 24 Mar 2020 10:32 WIB

UGM Kenang Sosok Guru Besarnya

Prof ID banyak pemikiran di bidang kedokteran, khususnya bidang farmakologi.

Rep: Wahyu Suryana / Red: Agus Yulianto
Rektor Universitas Gadjah Muda (UGM) Panut Mulyono.
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Rektor Universitas Gadjah Muda (UGM) Panut Mulyono.

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Doa penghormatan dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) atas meninggalnya Prof ID yang sepekan terakhir diisolasi di RSUP Sardjito karena Covid-19. Doa dihadiri 14 pimpinan UGM, dipimpin Prof Bambang Kironoto.

Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengatakan, Prof ID merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia dan UGM. Semasa hidup, beliau memberi banyak pemikiran bidang kedokteran, khususnya bidang farmakologi.

Dia menuturkan, dalam pidato pengukuhan Guru Besar UGM pada 7 Januari 2008, Prof ID menyampaikan kurangnya informasi terhadap bukti ilmiah baru tentang obat dan farmakoterapi. Dan itu, tetap menghantui profesional kesehatan.

"Ironisnya, kelemahan inilah yang dimanfaatkan duta-duta farmasi sebagai peluang dan secara gencar membanjiri dokter-dokter dengan informasi-informasi tentang obat mereka," kata Panut di Balairung UGM, Selasa (24/3).

Keterbatasan informasi ini menjadikan off-label use of drug sangat marak dalam praktik sehari-hari. Off-label use merupakan penggunaan obat di luar indikasi yang direkomendasikan.

Hal itu telah terjadi turun-temurun, berlangsung puluhan tahun tanpa ada yang sangggup hentikannya. Dalam pidatonya, lanjut Panut, beliau mengajak profesional kesehatan senantiasa mengacu kepada bukti-bukti ilmiah terkini.

"Keeping up to date bukanlah sekadar slogan, tapi merupakan prasyarat fundamental dalam implementasi evidence based medicine (EBM)," ujar Panut.

Sumbangsih Prof ID begitu besar bagi pengembangan UGM. Selama mengemban jabatan di fakultas dan universitas, beliau senantiasa memberi terobosan baru, khususnya peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di UGM.

Selama hidup, kata Panut, Prof ID dikenal sebagai sosok yang sangat santun. Ia mengungkapkan, beliau selalu berbicara lemah lembut, disiplin, dan solutif dalam menghadapi berbagai persoalan.

"Kehilangan atas kepergian beliau adalah kehilangan yang sangat mendalam bagi kita semua. Namun, beliau telah meninggalkan banyak kebaikan selama hidupnya yang insya Allah akan jadi pembuka pintu surga bagi Prof ID," kata Panut.

Menurut Panut, setelah ini tugas mereka berat untuk mampu meneruskan perjuangan Prof ID. Serta, mengembangkan ilmu-ilmu yang telah beliau tinggalkan, serta meneruskan memajukan UGM yang mereka cintai bersama.

Untuk itu, Panut mengajak semua civitas akademika berdoa agar Allah SWT memberikan ampunan atas dosa-dosa almarhum. Lalu, melipat gandakan amal ibadah almarhum dan memberi tempat yang paling mulia.

Atas nama Keluarga Besar UGM, Panut menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga Prof ID. Ia mendoakan beliau mendapat tempat paling mulia di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan memperoleh ketabahan.

"Kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan kekuatan ketabahan iman dalam menghadapi cobaan yang berat ini, amin," ujar Panut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement